1
1

AM Best : Meningkatnya Risiko Ekonomi, Menyoroti Pentingnya ERM

Beberapa gedung perusahaan asuransi di Jakarta. | Foto: Lucky Kennedy

Media Asuransi, JAKARTA – Berdasarkan laporan terbaru dari lembaga pemeringkat AM Best, sebagian besar perusahaan asuransi memahami pentingnya enterprise risk management (ERM), dengan lebih dari 90% perusahaan asuransi yang diperingkat memiliki kerangka kerja yang dinilai sesuai atau lebih baik.

Namun, agensi tersebut juga menyatakan bahwa mengingat meningkatnya risiko dalam ekonomi AS, meningkatnya tingkat keparahan dan frekuensi peristiwa cuaca, serta meningkatnya dampak inflasi sosial, proses ERM tidak ‘statis’ dan perlu berkembang seiring dengan profil risiko perusahaan asuransi.

Dikutip dari laman Insurance News, ERM adalah salah satu pilar utama dalam proses pemeringkatan asuransi Best, bersama dengan kekuatan neraca, kinerja operasi, dan profil bisnis.

Analisis ERM didasarkan pada pemahaman menyeluruh tentang kerangka kerja manajemen risiko perusahaan asuransi dan kapabilitas manajemen risiko relatif terhadap profil risikonya.

|Baca juga: AM Best: Inovasi Asuransi Masih Mendapatkan Skor Rendah Meskipun Terdapat Perbaikan

Pandangan terbaik manajemen paparan organisasi terhadap potensi pendapatan dan volatilitas modal, serta maksimalisasi nilai bagi berbagai pemangku kepentingan organisasi, sebagai tujuan mendasar dari program ERM.

Dalam laporan terbaru mereka, Best mencatat bahwa meskipun penilaian ERM yang sesuai atau sangat kuat untuk sebagian besar entitas dengan peringkat Terbaik AM, banyak perusahaan asuransi saat ini tidak memiliki stress testing yang kuat dan membalikkan proses stress testing. Menurut laporan tersebut, sekitar 30% memiliki penilaian stress testing di tiga kategori terbawah: berkembang, baru lahir atau tidak dapat dikenali.

Direktur Asosiasi, Penelitian dan Analitik Industri Am Best, Jason Hopper, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan ini seringkali tidak memiliki kemampuan untuk mengelola risiko konsentrasi secara efektif.

“Dalam beberapa tahun terakhir, hasil operasi perusahaan telah memburuk terutama karena kejadian terkait cuaca dan peningkatan kerugian akibat kebakaran. Memperkuat kerangka kerja ERM ini dapat semakin meningkatkan pemahaman dan pengelolaan risiko,” kata Hopper

Selain itu, bersama dengan stress testing, komponen lain dari program ERM termasuk tata kelola/budaya risiko, manajemen dan kontrol risiko, identifikasi/pelaporan risiko, dan risiko non-model dan selera/toleransi risiko.

Namun, Best menambahkan bahwa kerangka kerja ERM yang lemah atau tidak ada dapat menyebabkan kegagalan yang dapat terjadi ketika perusahaan asuransi tidak memahami risiko utama mereka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan perlindungan yang memadai terhadap tekanan dan guncangan.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kasus Asuransi Sinarmas MSIG Life Masih Dalam Proses Hukum
Next Post Fortitude Re Tanda Tangani MoU Reasuransi Jiwa & Anuitas US$28 Miliar dengan Lincoln Financial Group

Member Login

or