Media Asuransi, GLOBAL – Laporan dari AM Best menunjukkan industri reasuransi saat ini sedang mengalami pasar yang sulit atau hard market. Akhirnya menghasilkan imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko yang belum pernah terjadi sejak 1993.
Pergeseran siklus ini, yang sering kali dipicu oleh kerugian underwriting yang signifikan dan erosi surplus, telah meningkatkan prospek bagi banyak perusahaan reasuransi.
Biasanya, kerugian berskala besar mengawali transisi dari siklus penetapan harga lunak ke keras dan menarik investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari kondisi penjaminan yang mengeras dan menghasilkan pembentukan reasuradur pemula.
Melansir dari laman Insurance Business, Jumat, 5 Juli 2024, entitas baru ini sering kali bergabung atau diakuisisi ketika pasar akhirnya melunak dan keseimbangan penawaran-permintaan pulih.
|Baca juga: Peringkat Obligasi WOM Finance Diganjar Peringkat idAA+ dengan Prospek Stabil
Peristiwa-peristiwa bersejarah seperti kebakaran besar Glarus (1861), Badai Hugo (1989), Andrew (1992), dan Ike (2008), serta peristiwa 11 September dan trio badai Katrina, Rita, dan Wilma pada 2005, telah menandai pergeseran di pasar reasuransi.
Secara tradisional, peristiwa-peristiwa ini menyebabkan terbentuknya perusahaan reasuransi yang menjadi pemimpin pasar. “Namun, pasar yang sulit saat ini, yang dimulai sekitar 2017, belum melihat kemunculan reasuradur baru yang sama,” catat AM Best.
Sejak 2017, peningkatan aktivitas bencana properti dan peningkatan risiko sekunder telah mendorong peningkatan harga reasuransi dan persyaratan kontrak, menurut perusahaan tersebut. Meskipun terjadi perlambatan, namun tren ini terus berlanjut hingga pembaruan 1 Juni 2024.
Kenaikan suku bunga pada 2022 menyebabkan volatilitas pasar modal, yang menyebabkan kerugian mark-to-market yang secara signifikan mengurangi modal yang tersedia di industri.
Meskipun kerugian modal ini dianggap bersifat sementara, namun kebutuhan akan pendapatan underwriting yang lebih tinggi untuk mengimbangi peningkatan risiko menyebabkan pasar reasuransi menjadi kacau.
“Kesenjangan yang melebar antara ekspektasi penjual dan pembeli reasuransi telah menghasilkan pasar yang sulit, yang diperkirakan terus berlanjut hingga setidaknya 2025,” pungkas AM Best.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News