Media Asuransi, GLOBAL – Pembeli reasuransi melihat perubahan dramatis terjadi pada reasuransi bencana properti. Hal itu berkat tingkat pengembalian yang disesuaikan dengan risiko yang menarik dan dengan harga yang datar secara keseluruhan.
Aon mencatat, meskipun bencana alam global mengasuransikan kerugian sebesar US$118 miliar pada 2023, namun perusahaan reasuransi berkinerja baik berkat peningkatan harga reasuransi dan retensi nasabah yang lebih tinggi.
“Analisis awal menunjukkan bahwa perusahaan reasuransi global membukukan rasio gabungan rata-rata sekitar 90 persen dan rata-rata pengembalian ekuitas sekitar 18 persen, yang merupakan salah satu hasil terbaik yang pernah ada di sektor ini,” ujar Aon, dikutip dari laman Insurance Asia, Kamis, 4 April 2024.
|Baca juga: PTPP Bakal Lunasi Obligasi dan Sukuk dari Dana Hasil Aksi Korporasi
Namun demikian, lanjut Aon, beberapa pasar dan lini produk tertentu di Asia Pasifik masih menghadapi tantangan dan mengalami pengetatan syarat dan ketentuan. “Lini produk ini termasuk reasuransi properti per risiko; akun kebakaran industri; wilayah tertentu yang terkena dampak kerugian akibat bencana alam; dan perjanjian korban jiwa yang terpapar di AS,” lapor Aon.
Sementara itu, pembaruan reasuransi bencana alam di Jepang dilaporkan memperkuat tren positif yang terlihat di AS pada pembaruan reasuransi 1 Januari, dengan harga yang tetap atau sedikit menurun. Korea Selatan, China dan India juga mengalami peningkatan persaingan dalam bisnis catastrophe, dengan tingkat yang berbeda-beda.
“Pembaruan reasuransi pada 1 April lebih mudah diprediksi dan secara umum menguntungkan bagi pembeli reasuransi,” kata CEO Asia Pasifik untuk Solusi Reasuransi Aon, George Attard.
“Seiring dengan berjalannya perpanjangan pertengahan tahun untuk pasar-pasar yang terpapar bencana di Florida, Australia, dan Selandia Baru, para reasuradur mengindikasikan adanya minat yang kuat terhadap risiko bencana,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News