Media Asuransi, GLOBAL – Wilayah Asia Pasifik (APAC) diproyeksikan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di pasar asuransi berbasis penggunaan otomotif (UBI) global.
Dilansir dari Insurance Asia, Selasa, 16 Juli 2024, pertumbuhan APAC akan didorong oleh konektivitas seluler, penjualan kendaraan yang dilengkapi dengan telematika, dan infrastruktur telekomunikasi yang kuat.
Pasar yang bernilai US$57,86 miliar pada 2023 akan berkembang menjadi US$248,94 miliar pada 2032, dengan proyeksi CAGR 17,9 persen selama periode perkiraan mulai dari US$66,80 miliar pada 2024, demikian laporan Fortune Business Insights.
UBI otomotif berdampak pada hubungan pelanggan dengan menawarkan laporan rutin, saran yang dipersonalisasi, dan penagihan bulanan yang disesuaikan pola mengemudi, yang kontras dengan pembaruan tahunan. Transparansi dan fleksibilitas ini meningkatkan loyalitas merek, tingkat retensi, dan menarik bisnis baru, serta mendorong pertumbuhan pasar secara global.
|Baca juga: Perbaikan Gudang Terbakar, Sritex Tunggu Pembayaran Klaim Asuransi
Perusahaan asuransi memanfaatkan data mengemudi untuk menilai dan menentukan harga risiko secara akurat, mengoptimalkan margin polis, dan menargetkan segmen pelanggan baru secara efektif.
Bahkan non-pengguna pun mendapatkan manfaat dari profil risiko yang disempurnakan berdasarkan data mengemudi yang dikumpulkan, meningkatkan profitabilitas dan efisiensi dalam pemrosesan klaim.
Namun demikian, kekhawatiran akan privasi dan keamanan data tetap penting. Pelanggaran data global baru-baru ini, termasuk insiden yang memengaruhi jutaan pemegang polis asuransi, telah mengurangi kepercayaan konsumen dan tingkat adopsi, sehingga berpotensi menghambat ekspansi pasar.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, manfaat asuransi mobil berbasis penggunaan siap untuk mendorong pertumbuhan pasar yang signifikan, dengan menekankan perlunya langkah-langkah perlindungan data yang kuat untuk meyakinkan konsumen dan mempertahankan momentum industri.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News