1
1

Dihujani Risiko, Para Bos di Perusahaan Asuransi Harus Waspada Capai Pertumbuhan Berkelanjutan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan asuransi saat ini menghadapi berbagai risiko keuangan dan non-keuangan, mulai dari pergeseran suku bunga dan inflasi hingga peristiwa iklim dan kecerdasan buatan (AI). Lingkungan ini telah mendorong para pemimpin untuk berhati-hati dan inovatif dengan tujuan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Para Chief Risk Officer (CRO) di McKinsey Insurance CRO Roundtable yang digelar beberapa waktu lalu menyoroti pentingnya strategi dari gen AI dan manajemen risiko iklim tingkat lanjut. Mereka menekankan perlunya penggunaan AI yang bertanggung jawab dan peningkatan kualitas data sambil mengatasi tantangan ancaman siber yang terus meningkat.

Untuk menghadapi risiko-risiko ini, perusahaan asuransi meningkatkan fungsi risiko, meningkatkan efisiensi, dan membangun ketahanan. Mereka berfokus pada identifikasi risiko yang muncul, menggeser peran kepatuhan, dan memupuk ketangkasan untuk beradaptasi dengan tantangan yang tidak terduga.

Lebih lanjut, pada McKinsey Insurance CRO Roundtable baru-baru ini, sebagian besar CRO memperkirakan adanya sedikit penurunan ekonomi dengan kontraksi PDB dan normalisasi tingkat inflasi.

|Baca juga: OJK Bubarkan Dana Pensiun Natour

“Industri ini mengambil berbagai langkah untuk mengelola risiko keuangan dan risiko non-keuangan yang meluas. Kami mengetahui hal ini berdasarkan percakapan dan kerja sama kami yang sedang berlangsung dengan para perusahaan asuransi,” kata McKinsey, dikutip dari laman Insurance Asia, Jumat, 5 Juli 2024.

Mereka menekankan perlunya manajemen modal yang kuat dan kolaborasi yang erat dengan para CEO untuk mengatasi ketidakstabilan geopolitik, perubahan peraturan, ancaman siber, dan risiko iklim.

“Mayoritas CRO yang berpartisipasi memperkirakan akan terjadi sedikit penurunan ekonomi dalam dua tahun ke depan dan memprediksi PDB akan berkontraksi sekitar satu persen, bersamaan dengan normalisasi bertahap tingkat inflasi tahunan menjadi sekitar dua persen,” ujar McKinsey.

Beberapa CRO menyatakan kekhawatiran mereka akan kontraksi ekonomi yang lebih parah, mengantisipasi penurunan PDB sebesar tiga persen atau lebih. “Jelas manajemen modal dan manajemen neraca menjadi semakin penting bagi banyak maskapai penerbangan, seperti yang akan kita bahas lebih lanjut,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sun Life Luncurkan Ekosistem Layanan HNW di Asia untuk Nasabah Tajir
Next Post QBE: Evaluasi Risiko Bantu Industri Maritim Asia untuk Kurangi Klaim

Member Login

or