Media Asuransi, JAKARTA – Suasana kerja yang sehat dan nyaman adalah harapan setiap karyawan. Dengan lingkungan kerja yang menyenangkan, produktivitas meningkat dan suasana hati tetap positif.
Namun, tidak sedikit yang merasakan beban tambahan akibat perilaku bullying yang terjadi di kantor. Meskipun sering dianggap sepele, namun bullying di tempat kerja dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan motivasi seseorang.
|Baca juga: Siap Tancap Gas, Zurich Targetkan Cuan Fantastis di 2027!
|Baca juga: Zurich Indonesia Cetak Pertumbuhan Positif hingga Oktober 2024
Bullying di lingkungan kerja bisa berupa persaingan yang tidak sehat, intimidasi antara senior dan junior, tuduhan tanpa dasar, atau bahkan tekanan berupa target yang tidak realistis. Tindakan ini membuat karyawan merasa tertekan dan stres, yang pada akhirnya mengganggu kinerja mereka.
Bentuk lain dari bullying bisa berupa intimidasi non-verbal, seperti pengucilan atau perundungan secara fisik yang tidak langsung. Ini bisa sangat merusak, terutama bagi mereka yang belum berani melawan atau merasa terjebak dalam situasi tersebut.
|Baca juga: Forum Diskusi Asuransi Bersama OJK Gelar Kegiatan Mengajar di Universitas Hasanuddin
|Baca juga: Prudential Syariah Tanam 2.000 Pohon di 10 Daerah di Pulau Jawa
Lalu, apa yang bisa kita lakukan jika mengalami bullying di kantor? Mengutip laman resmi Tugu Insurance, Sabtu, 30 November 2024, berikut tips selengkapnya:
Luruskan duduk perkara
Ketika mengalami bullying, hal pertama yang pastinya akan kita lakukan adalah bersabar. Namun, diam dan bersabar tidak bisa jadi solusi untuk segala permasalahan yang ada. Terkadang, kamu perlu meluruskan duduk perkara yang jadi penyebab mengapa kamu mendapat perlakuan bully.
Bully bisa muncul akibat gossip yang tidak mendasar, salah paham atau ada seseorang yang dengan sengaja menargetkanmu sebagai pelampiasan amarah. Kamu bisa mengajak bicara orang yang mem-bully di kantor, dan luruskan pokok permasalahannya.
Jangan balas mem-bully
Ada berbagai macam penyebab yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bullying. Ketika mendapatkan perlakuan bully, seseorang pasti akan merasa marah, kesal, sedih dan tidak nyaman. Akan ada perasaan ingin membalas si pem-bully dengan amarah yang sama. Eits, tunggu dulu! Meski kamu merasa marah, hindari untuk membalas perlakuannya dengan bully. Kamu mungkin merasa hal itu adalah tindakan memproteksi diri, namun sejatinya tindakan yang berlandaskan emosi tidak baik.
|Baca juga: Suami Puan Maharani, Hapsoro, Jadi Pengendali Sanurhasta Mitra (MINA)
|Baca juga: 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik di 2024
Mencari dukungan teman
Di-bully memang bisa membuat seseorang merasa depresi, gelisah dan sedih sepanjang waktu. Apalagi, jika menghadapinya sendirian. Kamu akan mudah merasa tidak disenangi, tidak percaya diri dan mudah pesimistis akan kinerja yang kamu lakukan. Jika merasa demikian, coba cari dukungan dari teman atau keluarga yang bisa mendengarkan masalahmu dengan bijak. Kamu tidak perlu meminta mereka mendukungmu, tapi mintalah mereka berikan sudut pandang dan juga solusi atas masalah yang kamu hadapi.
Bicara dengan supervisor, manager atau HRD
Berbagai cara sudah kamu lakukan, tapi kamu masih saja mengalami pem-bully-an? Ini waktunya untuk melapor ke pihak yang lebih berwenang. Kamu bisa menceritakan masalah yang kamu hadapi di kantor kepada supervisor, manager ataupun HRD. Ceritakanlah kepada mereka apa yang kamu hadapi dan kendala yang kamu dapatkan dalam menjalankan kewajibanmu sebagai seorang pegawai. Jika memungkinkan, mintalah kepada atasanmu untuk melakukan pembicaraan terbuka dengan orang yang menargetkanmu. Dengan begitu, kamu bisa menyelesaikan masalah dengan baik tanpa perlu meluapkan amarah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News