1
1

Miliarder Asia Pasifik Tawarkan Cuan Besar untuk Industri Asuransi

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/Freedomtumz from Envato

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Swiss Re mengatakan pasar orang kaya (HNW) di Asia Pasifik (APAC) menawarkan peluang pertumbuhan yang signifikan bagi industri asuransi, didorong oleh peningkatan kekayaan dan semangat kewirausahaan di wilayah ini. APAC saat ini memiliki sekitar 30 persen kekayaan finansial HNW dunia, kedua setelah Amerika.

Melansir Insurance Asia, Jumat, 11 Oktober 2024, pertumbuhan ini didorong oleh kinerja ekonomi yang kuat selama beberapa dekade, di mana APAC menampung 28 persen populasi HNW global. Individu dalam segmen ini memiliki aset mulai dari US$1 juta hingga US$50 juta, sementara mereka yang memiliki lebih dari US$50 juta dianggap Ultra-High-Net-Worth (UHNW).

|Baca juga: Hindari Pencabutan Izin Usaha, OJK Susun Rencana Ini untuk 8 Perusahaan Asuransi dalam Pengawasan Khusus

|Baca juga: Anggaran Siber Melonjak tapi Resiliensi Masih Terpuruk, Ternyata Ini Penyebabnya!

Pemulihan kekayaan finansial global pada 2023, didukung oleh perbaikan pasar ekuitas dan ketahanan ekonomi, menyebabkan peningkatan jumlah miliarder, terutama di kota-kota kunci APAC seperti Tokyo, Singapura, dan Sydney.

China memiliki enam juta miliarder, menempati posisi kedua setelah AS, dan diperkirakan kesenjangan antara APAC dan AS akan menyempit seiring dengan pertumbuhan kekayaan di APAC. Kekayaan yang semakin meningkat ini menawarkan peluang signifikan bagi perusahaan asuransi.

Permintaan untuk asuransi properti diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah aset bernilai tinggi yang dimiliki rumah tangga kaya, seperti rumah dan mobil. Pasar HNW juga menjadi sumber bisnis baru bagi perusahaan asuransi jiwa, terutama di negara-negara Asia yang sedang berkembang.

|Baca juga: RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, Begini Kata OJK Dampaknya terhadap Industri Asuransi

|Baca juga: Indonesia Rendezvous 2024 Jadi Wadah Strategis bagi Industri Asuransi dalam Menjalin Jaringan

Selain itu, banyak wirausaha generasi pertama yang kini menjadi bagian dari segmen HNW, dan mereka sering kali menghadapi perencanaan warisan untuk pertama kalinya —kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh produk asuransi.

Usai pandemi, tren menunjukkan individu HNW lebih fokus pada diversifikasi kekayaan, terutama karena meningkatnya ketegangan geopolitik. Namun, industri asuransi di APAC juga menghadapi tantangan. Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pembiayaan premi, yang biasanya menjadi pendorong penjualan asuransi HNW.

|Baca juga: Reconnecting Dinner Awali Acara 28th Indonesia Rendezvous 2024

|Baca juga: Curi Perhatian Dunia, AAUI Harap Indonesia Rendezvous 2024 Dorong Industri Asuransi Tumbuh Berkelanjutan

Selain itu, tingginya suku bunga juga menyebabkan meningkatnya kebijakan yang tidak diperpanjang dan pembatalan karena keterbatasan likuiditas. Untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan sambil mengatasi tantangan, perusahaan asuransi dan broker sedang memperluas ke pasar baru, mengembangkan produk inovatif, dan menjajaki saluran distribusi alternatif.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tantangan 41 Juta Generasi Sandwich untuk Bisa Miliki Rumah
Next Post CIMB Niaga Hadirkan Digital Lounge @Campus di Universitas Brawijaya Malang

Member Login

or