Media Asuransi, GLOBAL – Laporan tahunan dari Otoritas Pengatur Asuransi India (IRDAI) menyebutkan penetrasi asuransi di India mengalami penurunan untuk dua tahun berturut-turut pada 2023-2024. Ini menjadi masalah besar karena bertentangan dengan tren global yang justru menunjukkan peningkatan.
Laporan IRDAI yang dirilis Desember 2024 menunjukkan bahwa penetrasi asuransi jiwa di India turun menjadi 2,8 persen pada 2023-24. Meski begitu, perusahaan asuransi jiwa berhasil mengumpulkan premi lebih banyak, yaitu naik enam persen.
Secara keseluruhan, penetrasi asuransi India (baik jiwa maupun umum) turun menjadi 3,7 persen pada 2023-24, dari sebelumnya empat persen di 2022-2023. Untuk asuransi jiwa, penurunannya sedikit dari tiga persen di 2022-23 menjadi 2,8 persen pada 2023-2024. Sementara itu, asuransi umum tetap berada di angka satu persen.
|Baca juga: Terhimpit Masalah, 3 Emiten Ini Resmi Dibebaskan Pelaporan dan Pengumuman dari OJK
|Baca juga: Resmi IPO, Asuransi Digital Bersama (YOII) Himpun Dana Segar Rp41,2 Miliar
Penetrasi asuransi dihitung dari total premi yang dibayar dibandingkan dengan total kekayaan negara, yang menunjukkan seberapa banyak masyarakat terlibat dalam asuransi.
Penurunan ini menjadi masalah karena penetrasi asuransi di India tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara maju atau rata-rata global. Di 2021-2022, penetrasi asuransi sempat mencapai angka tertinggi 4,2 persen, berkat pandemi covid-19.
Secara global, penetrasi asuransi meningkat dari 6,8 persen pada 2022 menjadi tujuh persen pada 2023. Untuk meningkatkan penetrasi asuransi di India, semua pihak seperti pemerintah, industri asuransi, dan regulator perlu bekerja sama dengan strategi yang tepat.
“Mereka harus lebih fokus pada masyarakat di daerah pedesaan yang masih minim akses terhadap asuransi,” kata IRDAI dikutip dari Asia Insurance Review, Jumat, 10 Januari 2025.
|Baca juga: KPK Tahan Mantan Bos Taspen Antonius Kosasih, Jadi Tersangka Kasus Investasi Fiktif!
|Baca juga: Profil Antonius Kosasih, Eks Dirut Taspen yang Terjerat Kasus Dugaan Korupsi Rp1 Triliun
Produk asuransi juga perlu dibuat lebih mudah dimengerti dengan sistem distribusi yang lebih inovatif, atau bahkan asuransi yang sudah terintegrasi. Selain itu, perusahaan asuransi perlu menggunakan teknologi pemasaran modern untuk menjangkau lebih banyak orang.
IRDAI juga berencana meluncurkan produk asuransi yang menggabungkan asuransi kesehatan, jiwa, dan properti dalam satu paket. Hal ini diharapkan akan mempermudah masyarakat dalam mengelola polis mereka. Terakhir, pemerintah juga perlu menurunkan pajak pada polis asuransi agar lebih terjangkau.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News