1
1

Perusahaan Asuransi Asia Pasifik Hadapi Tekanan Modal Akibat Regulasi Baru

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Perubahan kerangka modal berbasis risiko di wilayah Asia Pasifik (APAC) mendorong diskusi terkait investasi kredit swasta, aktivitas merger dan akuisisi (M&A), serta strategi investasi baru. Hal ini disampaikan oleh Fitch Ratings dalam laporan terbarunya.

Kepala Riset Lembaga Keuangan Fitch Ratings Monsur Hussain menjelaskan perusahaan asuransi di Hong Kong, Jepang, Korea, dan Taiwan tidak diwajibkan menyimpan modal secara eksplisit terhadap risiko likuiditas dari investasi utang swasta.

|Baca juga: Akuisisi BTN terhadap Bank Syariah Masuk Proses Finalisasi

|Baca juga: OJK Gelar The 2nd OJK International Research Forum 2024

“Karena itu, investasi ini bisa menghasilkan premi likuiditas dibandingkan dengan obligasi yang diperdagangkan aktif,” ujarnya, dikutip dari Insurance Asia, Rabu, 20 November 2024.

Namun, Direktur Senior Peringkat Asuransi Fitch Ratings Terrence Wong menambahkan, perusahaan asuransi kecil dengan posisi pasar yang lebih lemah kemungkinan menghadapi biaya modal yang meningkat.

|Baca juga: Jasindo Syariah Bukukan Pertumbuhan 100% di Lini Bisnis Asuransi Perjalanan Umrah

|Baca juga: Prudential Syariah Berpartisipasi dalam Indonesia Economy & Financial Outlook 2025

“Biaya ini berpotensi lebih besar dibandingkan dengan hasil operasional mereka,” katanya.

Kondisi ini dapat mempercepat aktivitas M&A, terutama setelah adopsi IFRS17 di APAC yang meningkatkan transparansi dan perbandingan metrik keuangan perusahaan asuransi. Fitch juga mencatat rezim modal baru kemungkinan telah mengurangi cadangan modal perusahaan asuransi APAC.

Sebagai respons, mereka mulai meningkatkan penerbitan obligasi modal untuk memperkuat kecukupan modal.

|Baca juga: APPI Perkirakan Industri Perusahaan Pembiayaan Tumbuh 10% di 2025

|Baca juga: Bos DAI Pede Pertumbuhan Industri Perasuransian Tetap Menjanjikan di 2025

Kecepatan penerbitan obligasi ini, menurut Fitch, akan bergantung pada kondisi pasar dan tren suku bunga. Perubahan regulasi ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan asuransi APAC, namun juga memberikan peluang untuk restrukturisasi dan penyesuaian strategi demi menjaga daya saing.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Genjot Industri Hijau, Pemerintah Fokus Dekarbonisasi dan Daya Saing Lokal
Next Post BSI Dorong Ekonomi Hijau Lewat BYOND by BSI

Member Login

or