Media Asuransi, JAKARTA – Premi dicatat PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance di sepanjang tahun 2024 mengalami pertumbuhan melampaui kinerja industri. Hal ini membuat pangsa pasar TUGU mengalami kenaikan. Kinerja ini membuat analis melirik saham anak usaha Pertamina tersebut.
Berdasar laporan keuangan konsolidasi (audited) 2024, premi bruto (Gross Written Premium/GWP) yang dicatat oleh Tugu Insurance mencapai Rp8,5 triliun, tumbuh 11 persen year on year (yoy) atau jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,7 triliun.
Analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin, melihat bahwa kinerja TUGU dari sisi premi ini tumbuh melampaui industri. “Kalau melihat data OJK per 31 Desember 2024, total premi dicatat asuransi umum dan reasuransi capai Rp144 triliun, atau tumbuh empat persen, sementara TUGU mampu tumbuh 11 persen, outperformed,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 8 April 2025.
|Baca juga:Tatang Nurhidayat Kembali Borong Saham Tugu Insurance (TUGU)
Berdasar perhitungan Kharel, pangsa pasar TUGU dari sisi produksi premi di 2024 mencapai 5,9 persen. Pangsa pasar ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 5,5 persen. Dengan demikian, terdapat kenaikan pangsa pasar perseroan sebesar 0,4 persen.
Kharel mengapresiasi pencapaian ini dan menjelaskan bahwa TUGU telah berhasil membuktikan strateginya untuk terus ekspansif, meski di tengah adanya berbagai tantangan makroekonomi yang terjadi di sepanjang tahun lalu.
“Eksekusi strategi untuk meningkatkan pangsa pasar non-captive baik melalui sinergi dengan BUMN non-Pertamina hingga klien korporat swasta serta penetrasi ke segmen ritel jadi motor pertumbuhan premi di tahun 2024” ungkap Kharel.
|Baca juga: Valuasi Lagi Terdiskon dan Potensi Dividen di Depan Mata, Apakah Saatnya Serok Saham TUGU?
Apabila mengacu pada laporan keuangan konsolidasian (audited) 2024, premi bruto terbesar disumbang oleh segmen kebakaran dan harta benda (property) yang mencapai Rp3,8 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 45 persen dari total premi bruto. Segmen ini tumbuh 38% dibandingkan dengan tahun 2023.
Selain segmen kebakaran dan property, segmen lain yang juga melaju kencang adalah energi onshore. Segmen ini naik hampir lima kali dibandingkan tahun 2023 menjadi Rp339 miliar. Menurut Kharel, meskipun kontribusinya terhadap premi bruto relatif kecil hanya empat persen, kenaikan ini sejalan dengan investasi di sektor minyak dan gas nasional yang masih kuat di tahun 2024.
Selain pangsa pasar, Kharel juga mencermati kinerja keuangan TUGU yang konsisten tumbuh dengan solid. Perolehan laba di tahun 2024 membuat nilai ekuitas naik dan potensi dividen yang menggiurkan akan menjadi katalis positif untuk jangka pendek.
|Baca juga:Tugure Targetkan Perolehan Premi Rp3,6 Triliun di 2025
“Laba naik, ekuitas naik sehingga book value per share (BVPS) juga naik. BVPS TUGU setara Rp2.955 dengan harga saham saat ini maka PBV-nya hanya 0,33 kali dan ini sudah sangat murah. Saya kira TUGU akan membagikan dividen karena ini sudah jadi agenda tahunan, kalau payout 40 persen saja, maka yield dari dividen bisa sembilan persen,” ujarnya.
Dengan rasio PBV yang rendah serta potensi dividen yield yang besar, saham TUGU layak masuk menjadi watch list bagi investor yang mengandalkan strategi value investing.
“Koreksi harga yang terjadi sebenarnya lebih ke faktor makro, kita lihat IHSG juga mengalami downtrend akibat sentimen makro dan besarnya aliran modal asing yang keluar yang juga turut menekan kinerja nilai tukar rupiah, dan bukan karena kinerja perusahaan yang memburuk,” tambahnya.
Dalam kondisi di mana pasar sedang mengalami tekanan hebat dan volatilitas seperti sekarang ini, Kharel merekomendasikan bahwa investor sebaiknya fokus pada saham-saham dengan fundamental solid dan valuasi yang terdiskon, seperti TUGU.
“Memang tidak bisa langsung all-in dan harus wait and see untuk menentukan entry point belanja saham yang tepat, bisa lewat average down secara pelan-pelan sehingga antara risiko dan return bisa dikelola dengan baik,” pungkasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

