Media Asuransi, JAKARTA – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menggelar Media Engagement Day di Bandung 6-7 Desember 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan dengan media dan meningkatkan literasi publik terhadap industri reasuransi.
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary Indonesia Re, Robbi Yanuar Walid, menyatakan bahwa acara ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan mekanisme kerja reasuransi, mulai dari konsep treaty, facultative, hingga tantangan dan peluang masa depan industri ini di Indonesia. “Melalui literasi yang baik, masyarakat dapat memahami dampak reasuransi terhadap perlindungan risiko individu maupun stabilitas ekonomi nasional,” katanya.
|Baca juga: Indonesia Re Bersama Anak Usaha Dukung Pencegahan Korupsi
Diskusi tersebut menjelaskan bahwa reasuransi tidak hanya memberikan proteksi untuk jiwa dan aset masyarakat, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam menjaga defisit neraca keuangan negara di sektor asuransi melalui skema reasuransi yang terukur dan profesional.
“Reasuransi memiliki fungsi vital dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional sektor keuangan, terutama dalam menghadapi risiko-risiko besar yang dapat mengganggu neraca keuangan negara,” ujar Direktur Teknik dan Operasi Indonesia Re, Delil Khairat.
|Baca juga: 2025, Indonesia Re Mengoptimalkan Struktur dan Desain Reasuransi
Delil menjelaskan bahwa perusahaan reasuransi di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan perusahaan reasuransi di beberapa negara lain. Jumlah reasuransi di Indonesia yang mencapai sembilan perusahaan itu bisa dikatakan yang paling banyak dunia ini. Reasuransi lokal di Indonesia banyak, tapi masih imut-imut semua, kecil-kecil. Ekuitas perusahaan reasuransi total sebesar Rp8 triliun dan Indonesia Re ekuitasnya sebesar Rp2,6. Jadi, dari sembilan perusahaan itu ada yang ekuitasnya masih di bawah Rp1 triliun, di bawah persyaratan POJK 23 tahun 2023.
Sementara, menurut Delil, kalau di negara-negara lain hanya memiliki satu perusahaan reasuransi lokal dan maksimal dua perusahaan. Dia memberi contoh, di Malaysia cuma punya dua reasuransi, Thailand punya satu perusahaan reasuransi, Vietnam dua reasuransi, Filipina satu perusahaan. “Dan, India yang market-nya enam kali market di Indonesia, hanya punya satu reasuransi. Ini yang membuat struktur market kita berbeda, seolah-olah ada lapisan baru antara perusahaan reasuransi lokal dan reasuransi global,” ujar Delil.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News