1
1

3 Faktor Ini Buat Bos OJK Pede Sebut Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Positif

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar saat memberikan sambutan di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Jakarta. | Foto: Media Asuransi/Edi Santosa

Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan sektor jasa keuangan tumbuh positif ditopang faktor permodalan yang kuat, likuiditas memadai, dan profil risiko yang terjaga. Dari aspek intermediasi, kredit dan piutang pembiayaan tumbuh double digit, dengan risiko kredit yang relatif terkendali.

“Sementara penghimpunan dana di pasar modal berhasil melampaui target Rp200 triliun. Dengan jumlah emiten baru mencetak rekor tertinggi dibandingkan dengan negara-negara kawasan,” jelas Mahendra, dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.

|Baca: Ciptakan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan, Jokowi: Inklusi dan Literasi Keuangan Harus Terus Diperkuat!

“Minat investasi di pasar modal terus tumbuh dengan jumlah investor tumbuh lima kali dalam empat tahun terakhir,” tambahnya.

Di sisi lain, Mahendra menambahkan, perekonomian dunia 2024 dibuka dengan optimisme pasar, di mana berbagai kebijakan telah menurunkan ketidakpastian sehingga perekonomian global diperkirakan mampu terhindar dari resesi.

“Ekonomi global diperkirakan mampu menghindari resesi. Namun, berbagai downside risk masih mewarnai ekonomi. Terutama biaya pinjaman beban utang, lemahnya permintaan, serta divergensi pemulihan di negara-negara besar dunia,” kata Mahendra.

Selain itu, berbagai faktor risiko geopolitik dan potensi perubahan konstelasi politik dari berbagai Pemilu negara-negara besar lainnya menjadi hal yang perlu dicermati. “Akibatnya proyeksi pertumbuhan dunia diperkirakan melambat di tahun ini,” ucapnya.

Jadi modal pembangunan ekonomi

Lebih lanjut, sistem Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia yang terbuka dan langsung menjadi modal pembangunan ekonomi dan stabilitas industri jasa keuangan nasional. Selain itu, juga agar terhindar dari kondisi wait and see.

Sesuai harapan, Mahendra menyebutkan, saat ini kondisi Indonesia tidak sedang dalam kondisi wait and see seperti yang didengungkan saat sebelum pelaksanaan Pemilu 2024.

“Harapan kita semua, menjadikan momentum (Pemilu) luar biasa itu untuk sprint akhir. Berlari cepat menuju garis finish yang gemilang di penghujung Presidensi Bapak Presiden Jokowi dan masa tugas lembaga legislatif periode saat ini,” pungkas Mahendra.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post QBE Insurance Menunjuk Rob Kosova Sebagai CEO Asia
Next Post IHSG Menguat ke Level 7.335

Member Login

or