Media Asuransi, JAKARTA – Fokus pemerintah saat ini adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta penguatan infrastruktur dan teknologi. Langkah itu dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan transformasi sektor kesehatan menjadi pilar utama dalam mendukung pencapaian visi tersebut.
“Masyarakat yang sehat dan produktif adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi kesejahteraan sosial yang lebih merata,” ujar Airlangga, dalam HSBC Investment Forum 2024, dikutip dari keterangan resminya, Jumat, 7 Juni 2024.
Indonesia sehat merupakan salah satu target dalam transformasi sosial menuju Indonesia Emas 2045. Melalui program ini, pemerintah berfokus pada pembangunan sistem kesehatan yang kuat dan responsif untuk memastikan masyarakat hidup sehat dan panjang umur dengan target stunting di bawah lima persen serta eliminasi TBC dan kusta.
“Strategi utamanya meliputi penguatan tenaga medis, pengembangan layanan kesehatan hingga ke desa, peningkatan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit, serta pengendalian konsumsi produk berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” tutur Airlangga.
|Baca juga: Terbitkan Obligasi, MNC Kapital Tawarkan Kupon hingga 12,5%
Berbagai perkembangan yang signifikan pada industri layanan kesehatan Indonesia turut mendukung layanan yang lebih efisien dan terjangkau. Peningkatan adopsi teknologi dalam layanan kesehatan, seperti telemedicine, big data, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis dan perawatan.
“Perkembangan ini diikuti dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan,” jelasnya.
Dukungan melalui anggaran kesehatan
Airlangga menyampaikan pemerintah terus memberikan dukungan melalui anggaran kesehatan dalam APBN sebesar Rp186,4 triliun, naik 8,1 persen dari tahun sebelumnya. Kebijakan ini mencakup inisiatif untuk mendorong industri farmasi, meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, serta mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Selain itu, ada fokus pada transformasi sistem kesehatan dan pencegahan stunting yang menunjukkan komitmen berkelanjutan pemerintah dalam memperkuat sektor kesehatan nasional. Pemerintah juga terus memberikan dukungan melalui insentif fiskal untuk mendorong investasi industri pionir dan strategis, termasuk industri farmasi dan alat kesehatan.
“Di antara dukungannya adalah tax holiday, super tax deduction untuk penelitian dan pengembangan hingga 300 persen, serta super tax deduction vokasi hingga 200 persen,” pungkas Airlangga.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News