1
1

OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Memanasnya Tensi Perdagangan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. | Foto: OJK

Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga meski di tengah dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global.

Dia mengatakan pasar keuangan global menunjukkan penguatan seiring perkembangan positif dari sejumlah kesepakatan dagang internasional.

|Baca juga: MSIG Life (LIFE) Tunda RUPSLB terkait Pemisahan Unit Usaha Syariah (Spin off)

|Baca juga: Tarif Trump Bikin Ketar-ketir, Sektor Asuransi RI Wajib Siaga Hadapi Risiko Ini!

“Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris pada 8 Mei 2025 merupakan kesepakatan permanen pertama AS dengan negara lain usai penundaan penerapan resiprokal tarif,” ujar Mahendra, dalam konferensi pers RDK OJK, Senin, 2 Juni 2025.

Mahendra menambahkan kesepakatan dagang sementara AS dan China pada 12 Mei 2025 juga menurunkan tensi perdagangan global dan mendorong capital inflow ke negara berkembang. Meski ketegangan geopolitik meningkat di sejumlah kawasan, namun Mahendra menyampaikan dampaknya masih terbatas karena bersifat terlokalisir.

Sehingga, kata Mahendra, imbasnya ke pasar keuangan global belum signifikan. Di sisi lain, ia menilai, ekonomi global menunjukkan pelemahan pada kuartal I/2025, disertai tren penurunan inflasi yang mencerminkan melemahnya permintaan.

Kondisi tersebut mendorong sejumlah bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Mahendra menjelaskan kebijakan moneter global kini menjadi semakin akomodatif, ditandai dengan langkah beberapa bank sentral yang menurunkan suku bunga, menyuntikkan likuiditas ke pasar, atau menurunkan reserve requirement.

|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Peran dan Layanan untuk Ekosistem Maritim Nasional

|Baca juga: Cetak Rekor Baru, Jumlah Investor Saham di Indonesia Tembus 7 Juta SID

Namun, pasar global tetap mencermati kebijakan The Fed yang mengisyaratkan suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama. Mahendra menyampaikan pasar telah menurunkan estimasi penurunan Fed Fund Rate (FFR) menjadi dua kali pada 2025, dari sebelumnya tiga hingga empat kali.

Di sisi lain, perekonomian domestik tetap menunjukkan resiliensi. Mahendra menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 tercatat 4,87 persen, dengan konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama. Inflasi juga terkendali di angka 1,95 persen, masih dalam target Bank Indonesia.

Beberapa indikator juga tetap positif, seperti surplus neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan yang menyempit menjadi 0,05 persen dari PDB, serta cadangan devisa yang stabil di level tinggi. Meski demikian, Mahendra mengingatkan pentingnya mitigasi risiko di sektor jasa keuangan.

“OJK terus menyempurnakan kebijakan untuk memperdalam pasar keuangan, bekerja sama dengan kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan terkait,” ujarnya.

|Baca juga: PP Presisi (PPRE) Pertahankan Peringkat idBBB+ dengan Prospek Stabil

|Baca juga: Produsen Rokok Sampoerna (HMSP) Tebar Dividen Tunai sebesar Rp6,54 Triliun

Selain itu, OJK juga mendukung paket insentif ekonomi yang digulirkan pemerintah pada Juni 2025, termasuk diskon tarif dan bantuan sosial, guna memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Malacca Trust Wuwungan Insurance (MTWI) Bayar Dividen Tunai sebesar Rp15,11 Miliar
Next Post SEOJK Nomor 7/SEOJK.05/2025 Mengharuskan Perusahaan Asuransi Punya Dewan Penasihat Medis
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or