Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global. Penyampaian itu disampaikan menanggapi Lembaga Pemeringkat Rating&Investment (R&I) yang baru saja menaikkan outlook Indonesia menjadi positif.
“Dalam menghadapi situasi yang tidak pasti, pemerintah akan terus melaksanakan kebijakan fiskal yang responsif, berhati-hati, dan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan menjaga kestabilan ekonomi negara,” demikian ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Deni Surjantoro, dalam keterangan resminya, Rabu, 26 Juli 2023.
Komitmen tersebut tercermin dari pendapatan pemerintah yang pada tahun 2022 mengalami pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh kenaikan harga komoditas dan efek positif dari reformasi pajak. Pemerintah Indonesia telah berhasil mengendalikan defisit fiskal, yang saat ini berada di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Perubahan outlook menjadi positif didasarkan pada beberapa faktor kunci yang menunjukkan stabilitas ekonomi negara dan prospek pertumbuhan yang baik. Terutama, Indonesia berhasil mencapai stabilitas harga, dengan tingkat inflasi yang berada dalam target bank sentral pada tahun 2023.
|Baca juga: Anggota ASEAN Gencarkan Upaya Atasi Isu-Isu Ekonomi di Kawasan
Keberhasilan ini diperoleh berkat kerja sama pemerintah dan bank sentral untuk mengatasi volatilitas harga pangan. R&I percaya bahwa stabilitas harga akan terus terjaga di masa mendatang.
Tercatat bahwa defisit fiskal pada tahun 2022 telah menurun signifikan menjadi 2,4%, dan defisit diperkirakan akan tetap pada tingkat rendah dan tetap mendukung stabilitas eksternal Indonesia secara berkelanjutan. Penurunan defisit fiskal ini memberikan dampak positif dalam mengurangi beban utang pemerintah dan pembayaran bunga.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan pencapaian yang mengesankan, dengan pertumbuhan PDB yang kuat mencapai 5,3% pada tahun 2022. Faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ini antara lain peningkatan ekspor berkat harga sumber daya alam yang lebih tinggi, serta pemulihan konsumsi swasta dan investasi.
Meskipun diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat pada paruh kedua tahun 2023 karena pelemahan permintaan eksternal dan sikap hati-hati dari para investor menjelang pemilihan presiden berikutnya, R&I memproyeksikan bahwa pertumbuhan PDB riil Indonesia akan tetap stabil sekitar 5% mulai tahun 2024.
Sebelumnya, R&I menyatakan bahwa peringkat kredit dapat ditingkatkan jika paket kebijakan ekonomi yang telah disiapkan, termasuk reformasi di sektor cipta kerja dan sektor keuangan, berhasil meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri dalam negeri. Selain itu, kelanjutan kebijakan tersebut di bawah pemerintahan baru dan kondisi perekonomian yang tetap stabil juga menjadi faktor penting dalam kemungkinan peningkatan peringkat kredit.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News