1
1

Retno Kurniasih: Berawal dari Batu Loncatan Hingga Susah Move On

Banyak pelaku industri ini yang mengakui bahwa dunia asuransi adalah industri yang dibenci sekaligus dirindukan. Semakin mendalami dunia asuransi, maka akan semakin sulit atau susah move on untuk meninggalkan dunia asuransi. Hal ini yang dirasakan Retno Kurniasih, Direktur PT Sukses Utama Sejahtera. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa pialang asuransi.

Dalam perjalanan kariernya, Retno, panggilan akrab Retno Kurniasih, mengawali karier di sebuah perusahan food and beverages (FnB) sejak Maret 2008 hingga Desember 2012, dengan posisi terakhir sebagai assistant general manager.

Malang melintang hampir 5 tahun dalam dunia FnB, tidak lantas membuat banyak kesempatan untuk diraih dalam industri tersebut, sehingga membuatnya berlabuh pada perusahaan PT Jaya Proteksindo Sakti sebagai corporate secretary. Baginya bergabung dengan perusahaan ini dapat menjadi batu loncatan untuk kembali ke industri makanan dan minuman, sesuai dengan background pendidikannya di teknologi pangan dan hospitality.

Pas ada kesempatan bergabung dengan perusahaan asuransi, saya ambil dengan harapan dapat menjadi batu loncatan. Alih-alih jadi batu loncatan saya malah semakin ‘kecemplung’ ke dalamnya hingga saat ini. Saya semakin mencintai dan akan semakin sulit move on jika berpindah ke industri lain,” kata Retno kepada Media Asuransi barubaru ini.

Baginya, berkarier di PT Jaya Proteksindo Sakti memberi banyak kesempatan untuk berkembang dan menjadi insan asuransi yang handal. Retno di perusahaan itu pernah dipercaya sebagai corporate secretary dan sebagai marketing manager.

“Dunia marketing merupakan hal yang baru dan bertolak-belakang dengan latar belakang pendidikan yang saya miliki. Saya seperti keluar dari zona nyaman dan berlabuh dalam dunia marketing asuransi. Selama berkarier di asuransi saya mendapat kesempatan besar dari perusahaan untuk terus belajar dan belajar banyak hal,” ungkapnya.

Dunia broker asuransi banyak yang belum dimengerti. Awalnya dia juga memiliki pandangan yang sama. “Terlebih dalam persepsi saya asuransi itu seperti judi. Semua orang menanamkan uangnya untuk sesuatu yang tidak pasti, dan menunggu kemalangan untuk mendapatkan hasilnya. Hingga akhirnya persepsi saya itu berubah 180 derajat,” jelasnya.

Menurut Retno, background pendidikan apapun yang dimiliki akan sangat membantu dalam dunia asuransi, sebab kita dihadapkan banyak kasus dan hal yang harus diselesaikan, terutama oleh broker. Seorang broker dituntut untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan klien dan juga industri yang dimilikinya. “Ternyata di asuransi semua bidang ilmu terpakai. Bicara manajemen pun terpakai, mulai dari liability bisnis. Sayangnya di Indonesia saya rasa sedikit yang belajar asuransi. Mindset-nya asuransi itu hanya asuransi jiwa, asuransi properti, dan kebakaran,” paparnya.

Retno pun menyempatkan waktu belajar lebih dalam lagi mengenai asuransi mulai dari mengikuti ujian AAMAI, APARI, dan yang lainnya. “Saya hanya memberanikan diri saja, dua modul saja sudah pusing apalagi banyak. Tapi saya jalani semuanya hingga lulus. Ketika semuanya sudah selesai, cakrawala pandangan saya semakin terbuka. Hingga saat ini ada hal besar yang ingin saya kuasai mengenai cyber insurance, karena ke depan akan sangat diperlukan,” ungkapnya. Caca Casriwan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post APARI Raih Penghargaan Asia Insurance Industry Awards 2020
Next Post Gagal Bayar Pokok MTN, Peringkat Tridomain (TDPM) Diturunkan Jadi idCCC

Member Login

or