1
1

Mengobati Rindu Liburan Lewat Wisata Virtual

Kangen liburan, mungkin itu dua kata yang sering kita dengar di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang. Tidak dapat dipungkiri, liburan bukan lagi sebagai gaya hidup tapi juga kebutuhan setiap orang. Namun karena kondisi mobilitas sosial yang dibatasi dan kekhawatiran terhadap penularan virus Covid-19, membuat liburan kini tak semudah biasanya.

Demi memfasilitasi kebutuhan tersebut, belakangan berkembang tren liburan virtual. Rasa rindu liburan dapat terobati tanpa menghiraukan pandemi yang belum berakhir. Pasalnya kita tetap bisa berlibur ke mana saja tanpa harus meninggalkan rumah, melalui virtual tour (tur virtual).

Tentu saja ini adalah inovasi yang menarik, mengingat pariwisata di Indonesia dan dunia mengalami penurunan selama adanya pandemi. Bahkan pemanfaatan platform digital untuk memajukan sektor pariwisata di Indonesia telah mendapatkan dukungan langsung dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Singkatnya, virtual tour adalah konsep baru untuk berlibur di tengah pandemi. Kita dapat menjelajahi berbagai destinasi wisata menarik di Indonesia hanya berbekal gawai pintar, dan jaringan internet dari rumah.

Selain menawarkan keindahan dan keunikan dari setiap destinasi secara virtual, kita juga dapat belajar tentang destinasi yang dikunjungi. Virtual tour dilengkapi virtual tour guide yang menjelaskan dengan cukup detail obyek yang dikunjungi.

Menariknya, virtual tour di tengah pandemi Covid-19 menjadi tren baru berlibur sekaligus sarana hiburan. Data yang dikeluarkan perusahaan pionir penyelenggara virtual tour, Autorin, menyebutkan bahwa peminat wisata virtual terus meningkat. Saat ini banyak penyedia platform tur atau wisata virtual. Salah satunya virtual tour yang digelar Kemenparekraf dengan mengangkat tema “Surga yang Tersembunyi”.

Dalam virtual tour tersebut Kemenparekraf bekerja sama dengan Traval.co dan Caventer, untuk mengenalkan 10 Desa Wisata yang memiliki budaya dan keindahan alam luar biasa. Desa wisata yang diangkat tentu saja dipilih berdasarkan keunikan dalam segi geografis, budaya, hingga aktivitas atau pengalaman yang masih jarang diketahui.

Virtual tour diunggah pada akun YouTube resmi Pesona Indonesia pada 30 Januari 2021 hingga 28 Februari 2021 secara gratis. Beberapa desa wisata yang dapat dikunjungi secara virtual adalah:

1. Desa Pulau Baguk, Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil
2. Desa Belibak, Kepulauan Anambas
3. Desa Karangduwur, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
4. Desa Wisata Nanas Madu Pemalang, Jawa Tengah
5. Desa Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat
6. Kawasan Kabola, Pulau Alor
7. Desa Aisandami, Teluk Wondama, Papua Barat
8. Desa Bajo Mola, Wakatobi, Sulawesi Tenggara
9. Desa Ngilngof, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara
10. Desa Sebujit, Bengkayang

Dikemas dengan cara yang berbeda, tentunya virtual tour menjadi kesempatan bagi kita mengenal desa wisata di seluruh penjuru Tanah Air, dan mengetahui keunikannya masing-masing. Bahkan mungkin destinasi yang belum sempat terpikirkan untuk dikunjungi.

Adapula Jakarta Good Guide (JGG) yang menyediakan pengalaman wisata dengan mode VR (Virtual Reality) sejak pandemi merebak. Awalnya, JGG merupakan salah satu pramuwisata yang cukup dikenal dengan tur jalan kaki untuk mengunjungi tempat-tempat wisata hingga lokasi bersejarah di Jakarta. Sayangnya, mulai pertengahan Maret tahun lalu, banyak pelanggan membatalkan agenda tur karena kasus positif Covid-19 kian melonjak.

Maraknya pembatalan tur membuat founder JGG, Farid Mardhiyanto, putar otak dan banting setir menawarkan tur keliling Jakarta dengan mode VR. Meski lebih mudah diakses untuk konsumen, bagi agen pariwisata layanan wisata virtual nyatanya jauh lebih menantang ketimbang wisata konvensional. Karena, tidak semua pramuwisata mampu dan memiliki keinginan untuk memandu tur dalam dunia maya.

Menurut Farid, virtual tour sebenarnya tidak kalah menarik jika dibandingkan tur jalan kaki. Sebab, dengan wisata virtual akan lebih banyak rute yang dapat dipilih oleh peserta tur. Dalam tur konvensional peserta hanya dapat melakukan penjelajahan pada tempat bersejarah yang berada dalam satu lokasi. Namun dengan tur VR, peserta dapat ‘melangkahkan’ kakinya lebih jauh sampai ke pelosok-pelosok Jakarta. JGG juga sudah memulai tur virtual hingga luar negeri.  “Kita sempat bikin virtual tour ke Paris, Roma, ternyata rame yang ikut. Kita berencana mengadakan lagi tur ke luar negeri ini,” tuturnya.

Menariknya lagi, agen wisata yang telah berdiri sejak 2014 ini sama sekali tidak mematok harga untuk tur yang mereka adakan. Peserta yang mengikuti tur dapat membayar berapa pun sesuai dengan kepuasan masing-masing. Hal ini berlaku baik virtual tour maupun konvensional. “Sistem kita itu pay as you wish. Kita tidak menetapkan harga,” kata Farid.

Sementara itu pendiri Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief, menjelaskan bahwa animo masyarakat cukup tinggi pada awal wisata virtual ini diluncurkan. “Awal-awal tinggi sekali (peminat). Memang waktu itu operator wisata virtual masih sedikit dan orang masih harus berada di rumah. Tetapi trennya sekarang jauh menurun karena orang sudah mulai jalan-jalan lagi,” ujar Ira seperti dikutip dari Lokadata.id.

Biaya pendaftaran wisata virtual beragam, dari tur reguler dengan harga Rp25.000 hingga tur mancanegara Rp50.000. Dalam setiap tur virtual, peserta dibatasi 15 orang, dengan durasi per sesi hingga 90 menit.

Pelaku wisata virtual lain adalah Travalal. Platform ini adalah penghubung calon traveler dengan agen travel serta penyedia informasi mengenai destinasi yang ramah untuk muslim. Mereka menyediakan layanan wisata berbasis teknologi dengan menghadirkan layanan Virtual Reality Tourism sejak Mei 2020.

Di layanan tersebut wisatawan dapat menikmati program virtual tour menggunakan teknologi video 360° dan live tour melalui aplikasi video. Layanan tersebut menyediakan berbagai pilihan destinasi wisata mancanegara, dalam negeri serta wisata religi virtual. Harga tiket untuk wisata virtual beragam, dari Rp40.000 hingga Rp150.000. Untuk saat ini pengunjungnya sudah mencapai 1.500 hingga 3.000 per bulan sejak diluncurkan Tren di Luar Negeri

 

Tren wisata virtual juga melanda mancanegara.
Sejumlah pegawai taman nasional di Kenya menawarkan safari virtual. Sesuai namanya, safari yang satu ini tidak mengharuskan pesertanya hadir di hutan-hutan Afrika. Mereka cukup menonton keberadaan hewan-hewan liar di hutan terbuka lewat tangkapan kamera video ponsel para pegawai taman nasional yang ditayangkan secara langsung di media-media sosial.

Di Suaka Alam Ol Pejeta, Kenya, para pegawainya menciptakan apa yang mereka sebut Sofa Safari. Para pegawainya berkeliling di hutan dengan jip khusus mereka, dan menayangkan secara langsung apa yang terekam kamera video ponsel mereka ke media sosial. “Kami berusaha berinovasi dengan menghadirkan kehidupan liar ke rumah-rumah, ke
televisi-televisi mereka dan ke ponsel-ponsel mereka,” kata Direktur Pelaksana Suaka Alam Ol Pejeta, Kenya, Richard Vigne seperti dikutip dari VOA.

Beberapa tempat terkenal lainnya yang menyelenggarakan wisata virtual adalah Menara Eiffel. Anda dapat menikmati perjalanan virtual di Menara Eiffel, monumen berbayar yang paling banyak dikunjungi di dunia, menyambut 7 juta pengunjung setiap tahun. Kemudian Petra di Yordania, Kota Mawar yang menyimpan beragam rahasia dari beberapa dekade lampau. Temukan secara virtual apa yang menginspirasi tempat ini menjadi lokasi syuting film Indiana Jones yang berjudul ‘The Last Crusader’.

Lalu The Apostolic Palace atau Kota Vatikan yang merupakan kediaman resmi Paus dan dikunjungi oleh 12 juta orang setiap tahun. Ambil kesempatan untuk menjelajahi Sistine Chapel atau Raphael’s Rooms di waktu luangmu melalui tur dan video 360 derajat Museum Vatikan.

Ada juga Buckingham Palace. Kesempatan melihatlihat ke dalam istana Kerajaan mungkin menarik selama masa WFH ini. Anda dapat melihat-melihat Royal Collection Trust tengah memamerkan istana tersebut dan membagikan sejarahnya yang kaya melalui tur virtual.

Untuk pecinta Disney, Disneyland juga membuka virtual tour beberapa wahana terbaiknya. Anda dapat mengunjungi Disneyland yang berada di Amerika Serikat, Paris, Tokyo, Hong Kong, dan Shanghai. Ayyi A. Hidayah

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Setiap Karyawan Merupakan Kunci Penting Sales Perusahaan
Next Post Cetak Biru Pengembangan SDM Sektor Jasa Keuangan dan Kesiapan SDM Perasuransian di ASEAN

Member Login

or