1
1

Antisipasi Tarif Impor AS, Investor Global Keluar dari Pasar Obligasi Asia

Ilustrasi Pasar Obligasi | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – Pasar surat utang Asia mengalami capital outflow dari investor global selama Desember lalu. Penarikan keluar dana bulanan kedua berturut-turut itu membalikkan permintaan yang kuat dari sebelumnya di Januari – Oktober tahun 2024.

Baca jugaMarket Brief: Wall Street Bervariasi, Data Inflasi dan Kebijakan Tarif Jadi Sorotan

Melansir Reuters, Jumat, 17 Januari 20205, investor global mengantisipasi tarif impor AS yang lebih tinggi di bawah Presiden AS terpilih Donald Trump, pelonggaran yang lebih lambat oleh Federal Reserve, dan berkurangnya ekspektasi pertumbuhan regional. Faktor- faktor ini menurunkan daya tarik obligasi negara-negara Asia.

Investor global menjual obligasi senilai US$3,07 miliar di Indonesia, Thailand, Malaysia, India, dan Korea Selatan pada Desember lalu. Nilainya meningkat dari capital outflow pada November yang mencapai  US$2,12 miliar.

Baca jugaObligasi Rp1,12 Triliun Milik FIF Bakal Jatuh Tempo April 2025

Pasar obligasi regional mengalami permintaan yang kuat pada tiga kuartal pertama tahun lalu, menarik arus masuk dana asing sebesar USD36,88 miliar, tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Namun munculnya ketidakpastian ekonomi makro, membalik arus masuk dana asing pada kuartal keempat sebesar USD3,53 miliar.

“Kami memperkirakan volatilitas pasar akan meningkat pada tahun 2025 karena rencana tarif (oleh pemerintahan Trump yang akan datang) menjadi lebih jelas setelah pelantikan jelang akhir bulan ini. Hal ini tidak diragukan lagi akan mempengaruhi arus keluar portofolio dari kawasan ini,” kata Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ, kepada Reuters.

Data indeks manajer pembelian manufaktur di China dan Korea Selatan Desember lalu menunjukkan perlambatan produksi. Produsen bersikap menanti tarif impor yang akan dikenakan pada produknya. Menurut rencana Trump akan mengenakan tarif impor hingga 60% pada produk asal China dan 10% pada produk dari negara-negara lain.

“Tantangan pertumbuhan domestik Asia dan China juga meningkat dan pada gilirannya akan mempengaruhi arus portofolio,” imbuh Goh.

Editor: Irdiya Setiawan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laporan Risiko Global 2025: Konflik, Lingkungan, dan Disinformasi Menjadi Ancaman Utama
Next Post Harga Minyak Dunia Turun Dipicu Gencatan Senjata di Gaza

Member Login

or