Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook pada peringkat Nasional Jangka Panjang operator mini-market Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), menjadi Positif dari Stabil, dan mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang di ‘AA(idn)’.
“Outlook Positif mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa penambahan konsisten dari toko-toko konsolidasi Alfamart akan mengarah pada peningkatan EBITDAR dan skala operasional,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 4 Februari 2025.
Peringkat ini didukung oleh posisi terdepan Alfamart dalam sektor ritel kebutuhan sehari-hari di Indonesia dan profil keuangan yang kuat dengan leverage konservatif serta kemampuan menghasilkan arus kas yang kuat.
Peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar inheren hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.
|Baca juga: Terus Ekspansif, Fitch Tegaskan Peringkat Alfamart AA dengan Outlook Stabil
“Kami memperkirakan skala EBITDAR terkonsolidasi Alfamart akan tumbuh di atas Rp10 triliun dalam 12-24 bulan ke depan (estimasi 2024: Rp9,2 triliun), didukung oleh penambahan toko yang berkelanjutan dan profitabilitas yang stabil. Alfamart telah menunjukkan pertumbuhan EBITDAR yang konsisten dan kuat selama beberapa tahun terakhir, dari sekitar Rp5 triliun pada tahun 2020.”
Fitch memperkirakan Alfamart akan membuka sekitar 1.200 toko terkonsolidasi setiap tahun pada 2025 dan 2026 (estimasi 2024: sekitar 1.200 toko). Penambahan bersih toko yang berkelanjutan akan mendukung pertumbuhan pendapatan sebesar low- sampai mid-single digits pada 2025-2026 (estimasi 2024: sekitar 12%).
Profil kredit Alfamart diuntungkan oleh posisinya sebagai operator mini-market terbesar kedua di Indonesia dalam hal jumlah toko secara standalone, hanya sedikit di belakang PT Indomarco Prismatama (Indomaret). Alfamart, secara terkonsolidasi, memiliki sekitar 23.000 toko pada akhir September 2024 (sekitar 20.000 toko secara standalone), sedangkan Indomaret memiliki sekitar 22.500 toko. Kami memperkirakan persaingan antara keduanya tetap rasional tanpa aktivitas promosi yang agresif dan penurunan harga yang signifikan, meskipun ukurannya serupa.
|Baca juga: Matahari Putra Prima Catatkan Penjualan Bersih Rp3,79 Triliun pada Semester I/2024
Menurut Fitch, toko-toko Alfamart dan Indomaret akan terus bertambah, terutama di luar Jabodetabek. Wilayah-wilayah yang kurang padat ini menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih besar dengan margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan area Jabodetabek. Alfamart berencana untuk membangun dua gudang baru di Kalimantan dan Sumatera di tahun 2025 untuk mendukung pertumbuhannya.
Toko-toko Alfamart yang lebih kecil mengungguli supermarket dan hypermarket karena kedekatannya dengan pelanggan. Alfamart, secara standalone, memiliki tambahan toko bersih hampir 900 toko pada 9 bulan 2024, sementara operator supermarket dan hypermarket hanya memiliki sembilan tambahan bersih toko secara total. PT Matahari Putra Prima Tbk dan PT Supra Boga Lestari Tbk terus mencatat margin operasional yang sangat rendah pada 9M24, sementara Alfamart secara konsisten memiliki margin laba operasional terkonsolidasi positif di atas 2%.
Fitch memperkirakan EBITDAR margin terkonsolidasi Alfamart akan stabil di sekitar 7,7%-8,0% pada 2025-2026 (9M24: 7%). Hal ini akan didukung oleh inisiatif efisiensi biaya perusahaan, termasuk penggunaan teknologi dan digitalisasi untuk manajemen inventaris dan alokasi karyawan. Peningkatan jumlah toko juga akan mendukung pertumbuhan pendapatan dari pemrosesan pembayaran yang menghasilkan fee dan penyewaan tempat.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News