1
1

Fitch Upgrade Peringkat VR Bank BNI Jadi bbb- dari bb+

Gedung BNI. | Foto: BNI

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menaikkan Peringkat Viabilitas (VR) bank milik negara Indonesia, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), menjadi ‘bbb-‘, dari ‘bb+’, dan telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) bank tersebut di ‘BBB-‘.

Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang di ‘AA+(idn)’. Outlooknya Stabil. Daftar lengkap tindakan pemeringkatan dapat dilihat di bawah ini.

“Peningkatan VR ini menyusul peningkatan skor lingkungan operasi sektor perbankan domestik menjadi ‘bbb-‘ dengan prospek stabil, dan revisi peningkatan skor kualitas aset, pendapatan dan profitabilitas, serta kapitalisasi dan leverage BNI,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 8 Mei 2024.

Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AA(idn)’ menunjukkan ekspektasi terhadap tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dengan risiko yang dimiliki emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

|Baca juga: Naik 2%, BNI Kantongi Laba Bersih Rp5,33 Triliun pada Kuartal I/2024

Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1(idn)’ menunjukkan kapasitas terkuat dalam pembayaran komitmen keuangan secara tepat waktu dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara yang sama. Berdasarkan skala Peringkat Nasional lembaga tersebut, peringkat ini diberikan pada risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan negara lain di negara yang sama. Jika profil likuiditas sangat kuat, tanda “+” akan ditambahkan pada peringkat yang diberikan.

Peringkat IDR Jangka Panjang dan Nasional BNI didorong oleh profil kredit standalone, sebagaimana ditunjukkan oleh VR-nya, yang berada pada level yang sama dengan Peringkat Dukungan Pemerintah (GSR). VR ini didukung oleh franchise bisnis BNI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, serta kapitalisasi, pendanaan, dan likuiditasnya yang di atas rata-rata.

Fitch percaya bahwa pemerintah Indonesia (BBB/Stabil) memiliki kemampuan dan kecenderungan yang tinggi untuk mendukung BNI, mengingat tingginya kepentingan sistemik dan kepemilikan mayoritas negara.

“Kami telah meningkatkan skor lingkungan operasi (OE) menjadi ‘bbb-‘/stabil, dari ‘bb+’/positif, yang mencerminkan pemulihan kuat dalam pertumbuhan ekonomi setelah pandemi Covid-19 dan berkurangnya risiko kualitas aset, serta Hal ini ditunjukkan dengan terus menurunnya jumlah pinjaman berisiko dalam sistem.”

|Baca juga: Pengguna Digital Banking BNI Naik Menjadi 16,9 Juta

Penilaian Fitch juga mempertimbangkan leverage sistem yang rendah, demografi yang menguntungkan, dan kerangka peraturan yang memungkinkan bank menghasilkan pertumbuhan volume bisnis pada tingkat risiko yang dapat diterima dalam jangka menengah.

Skor ini lebih tinggi dibandingkan skor tersirat dalam kategori skor ‘b’, dan penyesuaian ke atas mempertimbangkan peringkat negara Indonesia yang lebih tinggi serta stabilitas pasar dan perekonomian yang lebih baik dibandingkan metrik inti, dan rendahnya tingkat kredit Indonesia dibandingkan PDB.

BNI memiliki sekitar 9% pangsa aset sektor perbankan pada akhir tahun 2023 dan merupakan bank terbesar keempat di Indonesia. Pinjamannya didominasi oleh segmen korporasi, yang mencakup sekitar 53% dari total pinjaman, sementara hipotek menyumbang hampir setengah dari segmen pinjaman konsumen, menjadikan BNI sebagai salah satu pemberi pinjaman hipotek terbesar di Indonesia.

Fitch telah merevisi skor kualitas aset BNI menjadi ‘bb+’, mencerminkan pandangan kami terhadap peningkatan kualitas aset, seperti terlihat pada penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,1% pada akhir tahun. 2023 (2022: 2,8%). Skor tersebut berada di bawah skor yang tersirat karena masih terdapat sejumlah besar pinjaman yang berisiko, setelah periode kepatuhan terhadap peraturan, setara dengan 13% pinjaman.

“Kami telah merevisi skor pendapatan dan profitabilitas menjadi ‘bb+’ dari ‘bb’ karena kami memperkirakan profitabilitas BNI akan terus meningkat dalam jangka menengah. Hal ini tidak hanya mencerminkan penurunan suku bunga secara siklis, namun juga perbaikan struktural dalam manajemen biaya dan penurunan nilai kredit, terutama dalam konteks tingginya cakupan penyisihan kerugian pinjaman yang ada.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Indeks S&P 500 dan Dow Jones Lanjutkan Penguatan
Next Post Harga Minyak Dunia Turun, Emas Global Kinclong

Member Login

or