Bayangkan di September lalu, saham PTBA cuan terus dan terkoreksi hanya 5 kali, sisanya terus ke zona hijau seiring dengan pergerakan harga batu bara dunia yang melesat.
Tapi Kamis minggu lalu, ada koreksi harga batubara sehingga saham-saham tambang batubara banyak kena aksi profit taking investor, termasuk PTBA. Dalam sepekan terakhir, saham PTBA minus 2,90% dan sebulan terakhir naik 15% dengan kapitalisasi pasar Rp31 triliun.
Baca juga: Isu Ini Bikin Saham Smartfren Telecom (FREN) Reli
Asing masih masuk membeli saham ini sebesar Rp115 miliar dan sepekan masuk Rp209 miliar. Sebulan asing net buy Rp484 miliar.
Pada Rabu (6/10), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$236/ton, turun 15,71% dibandingkan hari sebelumnya. Koreksi ini wajar mengingat harga batubara sudah naik selama 10 hari beruntun. Selama 10 hari tersebut, kenaikannya mencapai 57,04%.
Meski demikian, kendati anjlok, tetapi dalam seminggu terakhir harga batubara masih membukukan kenaikan 37,95%. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 32,32%. Sejak akhir 2020 (year to date/ytd), harga komoditas ini meroket 188,68%.
Tim Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia pun merekomendasikan beli bagi saham PTBA dengan target harga Rp2.900.Â
PTBA mampu membukukan laba bersih Rp1,8 triliun di semester I/2021, naik 38% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,3 triliun.
Pencapaian laba ini seiring dengan pendapatan yang dicapai Rp10,3 triliun, meningkat 14% dari sebelumnya Rp9,0 triliun.
Riset Mirae Asset Sekuritas menilai, pendapatan PTBA memang di bawah estimasi, tapi masih sejalan dengan konsensus di 44,8% dan 47,2% secara berurutan.
Baca juga: Elang Mahkota Teknologi (EMTK) Dapat Hak Siar Formula 1
Sekuritas asal Korea Selatan ini menilai pertumbuhan pendapatan pada kuartal II/2021 didorong oleh peningkatan harga penjualan rerata. Kemudian, dikombinasikan dengan peningkatan volume penjualan sebesar 7 juta ton.
“Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk PTBA dengan target harga yang tidak berubah di level Rp2.900. Target harga didapat menggunakan metode valuasi P/E dengan target multiple P/E di level 6,9 kali,” sebut tim dalam riset harian September lalu, dikutip 8 Oktober 2021.
Seiring dengan peningkatan volume penjualan, volume produksi meningkat signifikan menjadi 8,8 juta ton pada kuartal II/2021. Perbaikan operasional, membawa produksi semester I/2021 meningkat menjadi 13,3 juta ton. Jumlah itu, setara dengan 45,1% terhadap estimasi produksi pada 2021.
PTBA menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 25 juta ton pada 2020 menjadi 30 juta ton pada 2021. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News