Media Asuransi, JAKARTA – Pada sepekan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 81 poin atau turun 1,13 persen ke level 7.114 pada akhir perdagangan Jumat, 29 November 2024. Sentimen negatif terlihat dari aliran dana asing yang keluar hingga mencapai Rp3,9 triliun di seluruh pasar yang mencerminkan adanya tekanan jual dari investor asing.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menjelaskan kondisi ini menunjukkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan global dan domestik yang memengaruhi pergerakan indeks. Dari sisi sentimen global, sebut Imam, ada PCE Oktober 2024 dan rencana pengenaan tarif Donald Trump.
|Baca juga: Asuransi jasindo Fokus Garap Bisnis Unggulan Tertinggi dari Satelit
|Baca juga: Allianz Syariah & Maybank Indonesia Beri Bantuan Ambulans ke Dompet Dhuafa
Terkait PCE Oktober 2024, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) di Amerika Serikat menunjukkan inflasi yang stabil dan sesuai ekspektasi pasar. Secara tahunan (YoY), PCE Price Index mencatatkan kenaikan 2,3 persen, sesuai dengan konsensus dan lebih tinggi dari angka bulan sebelumnya sebesar 2,1 persen.
“Peningkatan inflasi PCE di Amerika Serikat, meskipun stabil dan sesuai ekspektasi, dapat memberikan dampak negatif terhadap pasar Indonesia. Inflasi yang tetap tinggi meningkatkan kemungkinan Federal Reserve mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama, termasuk suku bunga yang tinggi,” kata Imam, dikutip dari risetnya, Senin, 2 Desember 2024.
|Baca juga: LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Kota Juang Perseroda
|Baca juga: Biaya Kesehatan Naik, Asuransi Tetap Penuhi Klaim Nasabah
Imam menambahkan kondisi ini dapat memicu arus keluar dana asing dari pasar saham dan obligasi di Indonesia, karena investor global cenderung memilih aset berbasis dolar AS yang menawarkan imbal hasil lebih menarik. Selain itu, tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa meningkat, yang dapat memperbesar biaya impor dan memengaruhi stabilitas harga domestik.
Sementara dari domestik, ada sentimen Pilkada Serentak 2024 dan rencana kenaikan PPN 12 persen. Pemilihan Pilkada di Indonesia memiliki dampak yang positif terhadap aktivitas ekonomi. Pasalnya menjelang Pilkada, terjadi peningkatan belanja untuk kampanye, logistik, dan promosi yang dapat mendorong aktivitas ekonomi.
Sentimen dan rekomendasi
Berbicara tentang potensi market pada 2-6 Desember 2024, Imam menyebutkan, ada sejumlah sentimen dari global dan domestik yang wajib diperhatikan para trader. Dari global pada pekan ini China akan merilis data Caixin Manufacturing PMI untuk November 2024. Selain China, AS juga akan merilis data PMI, yaitu ISM Manufacturing PMI untuk November 2024.
Selain PMI, AS juga akan merilis data Tingkat Pengangguran untuk November 2024 yang diperkirakan tetap berada di 4,1 persen. Sentimen lain yang wajib diperhatikan yakni pertemuan OPEC+, di mana pada 5 Desember 2024 OPEC+ akan menggelar pertemuan penting yang telah dijadwalkan ulang yang sebelumnya tertunda.
|Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Ini Pentingnya Self Reward Buat Diri Sendiri!
|Baca juga: Anti Boncos, Investor Wajib Pahami Jebakan Psikologis Investasi Saham!
Selanjutnya ada sentimen impor batu bara China di November juga dapat menjadi perhatian di pekan ini. Merujuk pada Reuters, terang imam, impor batu bara termal seaborne China diperkirakan mencapai rekor tertinggi pada November, dengan total 37,5 juta ton, meningkat dari 32,12 juta ton pada Oktober.
Berkaca pada sentimen positif dari tren global dan domestik, berikut saham-saham yang direkomendasikan oleh IPOT berikut ini:
1. Buy on Breakout PTRO (Current Price Rp19.725, Buy on breakout Rp20.025, Target Rp22.000, Stop Loss <Rp19.300)
Peningkatan permintaan batu bara di China dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan konstruksi pertambangan di Indonesia, seperti PTRO. Peningkatan permintaan karena musim dingin tidak hanya menguntungkan emiten batu bara, namun emiten yang bergerak di jasa pertambangan batu bara juga akan diuntungkan.
|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Asuransi Umum dan Berbagai Manfaatnya
|Baca juga: Cara Jitu agar Anak Mudah Pahami Matematika
2. Buy BUMI (Current Price Rp147, Buy Rp147, Target Rp160, Stop Loss <Rp140)
BUMI merupakan emiten yang bergerak di sektor batu bara dan minyak bumi. Menjelang akhir tahun biasanya aktivitas ekonomi meningkat sehingga meningkatkan permintaan akan minyak bumi dan batu bara untuk mempersiapkan musim dingin.
3. Buy MAPA (Current Price Rp1.100, Buy Rp1.100, Target Rp1.175, Stop Loss <Rp1.060)
Menjelang akhir tahun aktivitas ekonomi meningkat seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Sektor ritel, khususnya, diuntungkan dari lonjakan belanja konsumen yang mempersiapkan hadiah atau untuk konsumsi pribadi. Salah satu emiten yang diuntungkan dengan adanya agenda ini adalah MAPA.
|Baca juga: Mandiri Sekuritas Hadirkan Growin’ Syariah, Solusi Investasi Berkah di Pasar Modal Indonesia
|Baca juga: Asuransi Jasindo Berkomitmen Mendukung Pembangunan Nasional
4. Buy on Pullback Reksa Dana Saham Premier ETF SMINFRA18 (XISI). (Current Price Rp334, Buy on pullback Rp331-Rp333, Target Rp346, Stop Loss <Rp329)
Sektor infrastruktur menarik di akhir tahun karena banyak proyek yang harus diselesaikan sebelum pergantian anggaran, baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Selain itu, penggunaan jalan tol dan data internet juga meningkat karena ada budaya mudik dan silaturahmi di akhir tahun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News