Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak naik sekitar dua persen pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Penguatan terjadi karena penurunan mingguan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan dan melemahnya dolar AS menutupi tanda-tanda penurunan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.
Mengutip The Business Times, Kamis, 18 Juli 2024, Brent berjangka naik US$1,35 atau 1,6 persen menjadi US$85,08 per barel pada pukul 13.33 EDT (17.33 GMT). Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,09 atau 2,6 persen menjadi di US$82,85.
Pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), Brent ditutup pada level terendah sejak 14 Juni dan WTI pada level terendah sejak 21 Juni. Harga minyak Brent dibandingkan dengan WTI menyempit menjadi sekitar US$3,65 per barel, terendah sejak Oktober 2023.
|Baca juga: Kolaborasi PermataBank dan Morula IVF Indonesia
Selisih yang menyempit berarti perusahaan-perusahaan energi memiliki lebih sedikit alasan untuk mengeluarkan uang untuk mengirim kapal ke AS guna mengambil minyak mentah untuk diekspor. Di AS, Badan Informasi Energi mengatakan perusahaan-perusahaan energi menarik 4,9 juta barel minyak mentah dari penyimpanan selama pekan yang berakhir 12 Juli.
Melonjak ke titik tertinggi
Di sisi lain harga emas global melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu didorong oleh meningkatnya harapan penurunan suku bunga AS pada September setelah komentar terbaru dari pejabat Federal Reserve.
Harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi US$2,479.75 per ons pada 0158 GMT, setelah mencapai rekor puncak US$2,481.09 di awal sesi. Emas berjangka AS naik 0,6 persen menjadi US$2.482,00. Perak di pasar spot turun 0,3 persen menjadi US$31,29 per ons, platinum menguat 0,2 persen menjadi US$1.001,83, dan paladium naik 0,4 persen menjadi US$962,69.
“Emas mencapai titik tertinggi baru karena posisi investor terkait akan datangnya lingkungan suku bunga yang lebih rendah. Harga US$2.500 adalah target terdekat berikutnya, meskipun jika momentum saat ini dapat dipertahankan, kita mungkin akan melihat harga lebih jauh sebelum akhir tahun,” pungkas Kepala Analis Pasar KCM Trade Tim Waterer.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News