Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan Jumat atau di akhir pekan terlihat kian melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di posisi Rp15.826 per US$. Diperlukan sejumlah katalis positif agar mata uang Garuda bisa berbalik arah dan tidak terus menerus tertekan.
Mengutip Bloomberg, Jumat, 26 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka melemah ke posisi Rp15.837 per US$. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.832 hingga Rp15.846 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.721 per US$.
Sementara itu, dolar AS menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), setelah data menunjukkan ekonomi terbesar di dunia ini tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat. Kondisi itu menunjukkan The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga di tengah perekonomian yang secara umum stabil.
Indeks dolar AS, yang mengukur nilai greenback versus enam mata uang utama, terakhir naik 0,1 persen menjadi 103,37. Sebaliknya, euro melemah terhadap dolar AS, setelah komentar beragam dari Presiden ECB Christine Lagarde.
“Terlalu dini untuk membahas penurunan suku bunga bagi perekonomian zona euro, dan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi masih condong ke sisi negatifnya,” kata Lagarde.
Biaya pinjaman ECB tidak berubah
ECB, pada pertemuan kebijakannya pada Kamis waktu setempat, membiarkan biaya pinjaman tidak berubah. Sedangkan mata uang tunggal zona euro terakhir diperdagangkan pada 1.0863 dolar AS, turun 0,2 persen.
Di Amerika Serikat, perkiraan awal Produk Domestik Bruto (PDB) dari Biro Analisis Ekonomi menunjukkan bahwa produk domestik bruto pada kuartal terakhir meningkat sebesar 3,3 persen secara tahunan, dibandingkan dengan perkiraan konsensus mengenai pertumbuhan sebesar dua persen.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

