Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis sore berakhir di area merah meski pergerakannya didominasi di zona hijau. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan terpantau menguat ketimbang pembukaan pagi tadi di Rp16.304 per US$.
IHSG Kamis, 13 Juni 2024, perdagangan sore ditutup di 6.831, melemah 18 poin atau setara 0,27 persen ketimbang pagi tadi di 6.850. Posisi tertinggi di 6.896 dan terendah di 6.831. Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 42 miliar lembar saham senilai Rp14 triliun. Sebanyak 251 saham menguat, 285 saham melemah, dan 235 saham stagnan.
Mengutip Investing, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup menguat ke Rp16.237 per US$. Rentang harian nilai tukar rupiah hari ini di Rp16.233 hingga Rp16.295 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.206 per US$.
Federal Reserve pertahankan suku bunga
Di sisi lain, indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali berakhir di rekor baru pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi tersebut menyusul membaiknya data inflasi karena Federal Reserve mempertahankan tingkat suku bunga.
|Baca juga: Cuan Maksimal, BSI Cairkan Dividen Tunai Rp855,56 Miliar di 20 Juni 2024!
Indeks S&P 500 yang berbasis luas naik 0,9 persen menjadi 5.421,03. Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi melonjak 1,5 persen menjadi 17.608,44, rekor penutupan ketiga berturut-turut untuk kedua indeks tersebut. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,1 persen menjadi 38.712,21.
The Fed mempertahankan suku bunga pinjaman utama dan memperkirakan hanya satu kali penurunan suku bunga tahun ini, turun dari tiga kali penurunan suku bunga yang diharapkan pada Maret. Langkah ini dilakukan setelah inflasi mencapai 3,3 persen pada bulan lalu, turun 0,1 poin persentase dari April, sedikit di bawah ekspektasi.
Sedangkan dolar AS melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), setelah data menunjukkan harga konsumen pada Mei naik kurang dari perkiraan para ekonom. Hal itu menambah spekulasi Federal Reserve mungkin mulai memotong suku bunganya segera pada September.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News