Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA(sf) untuk Obligasi I PT Tamaris Hidro (TYRO) Tahun 2022.
Pefindo menjelaskan peringkat instrumen mencerminkan struktur yang sangat kuat didukung oleh penguatan kredit (credit enhancement) dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMII, idAAA/stabil). Peringkat tersebut sudah mempertimbangkan profil keuangan TYRO yang moderat.
“TYRO berencana untuk melunasi Obligasi I Tahun 2022 Seri A sebesar Rp200 miliar, yang akan jatuh tempo pada 8 Maret 2025, menggunakan dana internal yang telah dicadangkan dana rekening sinking fund pada 4 Desember 2024 sebesar Rp200 miliar,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 6 Desember 2024.
|Baca juga: Pertamina Geothermal Siap jadi Motor Penggerak Pengembangan Energi Panas Bumi
Peringkat instrumen dapat diturunkan jika peringkat credit enhancer diturunkan atau jika TYRO menggunakan fasilitas dukungan kredit non-revolving lebih dari yang diharapkan, sehingga fasilitas yang tersisa dianggap tidak sepadan dengan tingkat perlindungan untuk peringkat yang diberikan.
Pefindo memandang bahwa risiko keterlambatan pembayaran dan gagal bayar pokok dan/atau kupon obligasi dapat dimitigasi dengan fasilitas kredit subordinasi sebesar Rp750,0 miliar dari SMII sebagai credit enhancer, yang diikuti dengan mekanisme cash flow waterfall dan penyisihan dana untuk pelunasan kupon dan pokok obligasi.
“Berdasarkan pengujian yang kami lakukan, kami memproyeksikan TYRO akan menambah utang pada tahun 2028 jika terjadi penurunan yang signifikan pada kinerja perusahaan.”
|Baca juga: PLN Tawarkan Skema GEEDA, Kerja Sama Pengembangan Panas Bumi dengan IRR yang Menarik
Dalam keadaan seperti itu, Pefindo mengantisipasi TYRO akan menggunakan sebagian dari fasilitas subordinasi SMII selama periode tersebut untuk memitigasi risiko refinancing berdasarkan struktur transaksi yang diusulkan.
“Kami juga melihat transaksi ini didasarkan pada profil proteksi arus kas yang kuat, didukung oleh sisa fasilitas kredit subordinasi yang cukup dari SMII jika digunakan. Mekanisme cash waterfall juga memastikan arus kas yang terkumpul akan diprioritaskan untuk pembayaran kupon obligasi dan pinjaman bank.”
Menurut Pefindo, komitmen TYRO untuk menyediakan dana pelunasan kupon obligasi sebesar satu kali dan mencadangkan penuh pembayaran pokok obligasi tiga bulan sebelum tanggal jatuh tempo akan menambah bantalan untuk pembayaran utang obligasi perusahaan.
TYRO merupakan perusahaan induk investasi untuk proyek pembangkit listrik tenaga air dan mini hidro. Saat ini, portofolio pembangkit listrik Perusahaan mencakup 14 perusahaan yang beroperasi dengan total kapasitas 126,8 megawatt (MW).
Dilihat dari kapasitas terpasang berdasarkan jenis, pembangkit listrik tenaga mini hidro mencapai 65,0%, sedangkan 35,0% sisanya merupakan pembangkit listrik tenaga air. TYRO juga memiliki perusahaan afiliasi yang menyediakan konstruksi untuk proyek-proyeknya dan layanan operasi dan pemeliharaan.
Per 30 Juni 2024, pemegang saham terdiri dari PT Tatajabar Sejahtera (85%, bagian dari Grup Salim) dan PT Tamaris Hijau Lestari (15%). Sebagai credit enhancer, SMII didirikan untuk menjadi katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan menyediakan alternatif sumber pendanaan untuk project financing dan mendorong public-private partnership (PPP). SMII dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BCA dan Tiket.com Tawarkan Tiket Murah untuk Musim Libur Sekolah
Sabtu, 26 April 2025
