1
1

Aset PT Taspen Meningkat 15 persen

Aset PT Taspen (Persero) per Desember 2016 tercatat sebesar Rp198,62 triliun atau tumbuh 15,30 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp172,26 triliun. Peningkatan aset ini ditopang oleh pertumbuhan aset investasi sebesar 17,58 persen khususnya portofolio obligasi dan saham yang mengalami peningkatan. Untuk obligasi pada tahun 2015 sebesar Rp76,67 triliun menjadi Rp104,18 triliun tahun 2016, sedangkan untuk saham dari Rp5,03 triliun menjadi Rp9,54 triliun. Sejalan dengan peningkatan investasi itu, PT Taspen membukukan kenaikan hasil investasi sebesar 23,04 persen, dari Rp12,36 triliun di tahun 2015 menjadi Rp15,21 triliun di tahun 2016.
Walaupun hasil investasi meningkat cukup tajam, PT Taspen gagal mencapai target laba tahun 2016 yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp600 miliar. Peseroan hanya mampu membukukan laba bersih Rp247,25 miliar, turun 57,22 persen dibandingkan 2015 yang mencapai Rp577,90 miliar. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro dalam acara Public Expose Kinerja di Bogor, 4 Maret 2016.
“Kami harus jujur mengatakan bahwa laba Taspen memang mengalami penurunan,” papar Iqbal. Menurutnya, turunnya laba bersih tersebut lantaran meningkatnya pembayaran klaim asuransi seperti Tunjangan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan yang paling meningkat tajam adalah pembayaran Jaminan Kematian (JKM) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Banyak Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dan kami bayarkan asuransinya (klaim). Kenaikan pembayaran klaim tersebut yang menekan capaian hasil usaha. Karena, biasanya dalam setahun klaim yang dibayarkan hanya sekitar Rp4,5 triliun, ini dua kali lipat menjadi Rp8,1 triliun,” jelasnya.
Pada tahun 2015 lalu jumlah PNS aktif yang meninggal mencapai 1.308 orang, namun  pada tahun 2016 jumlahnya melonjak menjadi 22.297 orang atau meningkat 1.407,40 persen. Sedangkan klaim yang dikeluarkan dari Rp538,7 juta menjadi Rp44,13 miliar. Untuk JKM meningkat 1.604,30 peren dengan pembayaran klaim JKM mencapai Rp752,07 miliar. Sementara untuk pembayaran manfaat tabungan hari tua (THT) selama tahun 2016 mencapai. Rp7,10 triliun atau mengalami meningkatkan 65,78 persen dibanding tahun lalu yang mencapai Rp4,28 triliun. Peningkatan JHT tersebut karena meningkatnya jumlah peserta yang mencapai batas usia pensiun karena tertundanya pensiunan PNS yang jatuh tempo pada tahun 2016.
Mengenai kewajiban pajak, Iqbal menambahkan, pada tahun 2016, pemerintah mengenakan pajak untuk fee based income Taspen. Sehingga pada tahun lalu Taspen harus bayar pajak tambahan sebesar Rp104 miliar. “Inilah penyebab laba Taspen tergerus. Kalau dengan pola lama, laba kami meningkat. Tetapi karenanya banyaknya yang harus diselesaikan, maka laba kami tidak tercapai,” tegasnya.
Untuk tahun 2017 ini, menurut Iqbal Latanro, tantangan yang dihadapi masih cukup besar. Tekanan yang dihadapi Taspen semakin berat karena adanya moratorium dengan pemerintah tentang PNS JKK dan JKM yang dikelola Taspen, tetapi pemerintah tidak menaikan premi JKM. PT Taspen Persero meminta pemerintah mulai tahun ini menaikan premi JKM sebesar 0,6 persen. Bila permintaan ini dikabulkan, maka pada tahun 2017 ini target laba dari semula Rp206,62 miliar akan meningkat menjadi Rp684,66 miliar. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Astra Bukukan Laba Bersih Rp15,2 triliun pada 2016
Next Post Allianz Life Siapkan Layanan Bayar Premi di Indomaret

Member Login

or