Media Asuransi, GLOBAL – Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan waktunya telah tiba bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk memangkas suku bunga saat peningkatan risiko di pasar ketenagakerjaan tidak memiliki ruang melemah dan inflasi mencapai target The Fed di dua persen. Kondisi itu menawarkan dukungan pelonggaran kebijakan secara eksplisit.
|Baca juga: Ingin Punya Masa Depan yang Cerah? Wajib Baca Informasi dari Manulife Berikut Ini!
“Risiko kenaikan inflasi telah berkurang. Dan risiko penurunan lapangan kerja telah meningkat. Waktunya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri. Arah perjalanan sudah jelas, dan waktu serta kecepatan pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko,” kata Powell.
|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham MNC Sekuritas untuk Kerek Untung Hari Ini
|Baca juga: Meluruskan Sesat Pikir Program Asuransi Wajib TPL
Mengutip The Business Times, Senin, 26 Agustus 2024, merujuk pada dua tujuan yang ditugaskan oleh Kongres kepada The Fed untuk dicapai, Powell mengatakan, keyakinannya tumbuh inflasi berada pada jalur yang berkelanjutan untuk kembali ke dua persen, setelah naik menjadi sekitar tujuh persen selama pandemi covid-19, sementara pengangguran meningkat.
Tingkat pengangguran
Powell menambahkan lonjakan hampir satu poin persentase dalam tingkat pengangguran selama setahun terakhir sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pasokan tenaga kerja dan melambatnya perekrutan, bukan meningkatnya PHK.
Sedangkan tingkat pengangguran saat ini sebesar 4,3 persen kira-kira berada pada level yang menurut pejabat The Fed konsisten dengan inflasi yang stabil dalam jangka panjang. “Kami tidak mencari atau menyambut pendinginan lebih lanjut dalam kondisi pasar tenaga kerja,” kata Powell.
|Baca juga: Pentingnya Punya Asuransi di Tengah Ancaman Gempa Megathrust di Indonesia
|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Apa Itu IFRS 17
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung pasar tenaga kerja yang kuat saat kami membuat kemajuan lebih lanjut menuju stabilitas harga. Dengan pengurangan kebijakan yang tepat, ada alasan kuat untuk berpikir ekonomi akan kembali ke inflasi dua persen sambil mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News