1
1

Hidup Merdeka, Terbebas dari Kekhawatiran akan Risiko Finansial

Media Asuransi – Agustus menjadi bulan istimewa bagi masyarakat Indonesia karena setiap tanggal 17 Agustus merupakan Hari Kemerdekaan dan kedaulatan negeri tercinta. 76 tahun Indonesia merdeka, masyarakat semakin memiliki wawasan bahwa merdeka tidak hanya berarti terbebas dari penjajahan, namun juga memiliki banyak arti lainnya. Salah satunya adalah kemerdekaan dalam finansial.

Mengutip pernyataan Robert Kiyosaki, seorang investor, usahawan, penulis, dan motivator, merdeka finansial itu lebih dari sekedar memiliki uang tetapi juga mampu dalam mengelola penghasilan, mengelola belanja hingga mengelola aset dan hutang.

Kemerdekaan finansial setiap individu berbeda-beda, bergantung dengan kecukupan hidup masing-masing. Penting bagi masyarakat untuk memahami tujuan hidup agar tidak terjajah oleh rasa takut menghadapi hari-hari yang tidak pasti dan berujung pada berhenti merancang impian masa depan. Merdeka finansial tidak mungkin dapat diraih tanpa pemahaman yang baik akan kondisi finansial. Misalnya dengan memiliki investasi yang dapat dilakukan dalam bentuk apapun selama memberikan return di atas inflasi. Hal lainnya adalah dengan memiliki dana pensiun untuk menjamin masa pensiun serta ketersediaan dana darurat sebagai penyelamat dari situasi genting.

Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakandalam menjalani kehidupan pasti selalu ada risiko yang akan kita hadapi. Baik risiko finansial maupun risiko tak terduga lainnya, dan saat risiko finansial terjadi maka dapat mengganggu stabilitas keuangan. Asuransi menjadi penting karena bisa menjadi safety net utama kita. “Karena asuransi bisa menjadi jaring pengaman utama kita ketika menghadapi risiko terjadinya kehilangan finansial dalam jumlah besar,” jelasnya dalam keterangannya yang dikutip Media Asuransi, Sabtu, 17 Agustus 2021.  

|Baca juga: Allianz Life Indonesia Rayakan 25 Tahun Dengan Penghargaan Di Berbagai Bidang

Menurut Karin, dengan memiliki proteksi keuangan melalui asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa, setiap orang dapat menikmati hidup dengan lebih tenang lewat perlindungan ekstra yang diberikan oleh asuransi. Ia mencontohkan adanya asuransi jiwa Allianz PASTI yang dapat memberikan solusi perlindungan asuransi kematian dan penyakit kritis untuk menjamin kondisi finansial keluarga dari berbagai risiko kehidupan.

Proteksi PASTI untuk masa depan terjamin. Tentunya Anda memiliki rencana keuangan untuk kepastian finansial di masa depan. Namun apakah ada jaminan akan terhindar dari ketidakpastian finansial akibat risiko kehidupan. Allianz PASTI memberikan solusi perlindungan asuransi agar kondisi finansial Anda dan keluarga di masa depan senantiasa terjamin,” paparnya.

Karin menyampaikan ada juga asuransi kesehatan SmartHealth Care Premier Plus dari Allianz yang dilengkapi perlindungan kesehatan dengan beragam keunggulan. “Produk ini memiliki Plus Opsi, Plus Manfaat, dan Plus Layanan.

Menurutnya, dengan memiliki asuransi, masyarakat pun dapat tetap menjalani aktivitas tanpa perlu khawatir akan risiko keuangan akibat sakit atau musibah lainnya sehingga tetap dapat menjaga kestabilan finansial dan memperdekat langkah menuju kemerdekaan finansial. Untuk informasi lebih lanjut terkait produk asuransi jiwa dan asuransi kesehatan dari Allianz Indonesia, dapat mengunjungi laman https://www.allianz.co.id/produk.html.

Di Indonesia hingga saat ini, asuransi masih belum menjadi prioritas bagi sebagian besar masyarakat, apalagi literasi dan edukasi mengenai asuransi masih sangat rendah. Hal ini juga diakui oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu bahwa  semua pihak perlu terus melakukan literasi dan meningkatkan tata kelola untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan menumbuhkan kesadaran masyarakat atas kebutuhan akan asuransi jiwa.

Togar tetap mengingatkan semua kalangan untuk tetap bersatu padu menjaga kondusifitas penanganan pandemi Covid-19. Keberhasilan vaksinasi yang mendorong kembali pergerakan perekonomian saat ini akan memberikan sumbangan besar pada potensi rebound pertumbuhan ekonomi makro dalam jangka panjang.

|Baca juga: Lindungi Masa Depan Anak dengan Proteksi yang Pasti

Menurutnya, bonus demografi yang akan terjadi hingga satu dasawarsa ke depan sudah menunggu. Kami di industri asuransi jiwa melihat potensi bisnis ini sangat besar. Penetrasi yang baru sekitar 6% di Indonesia menjadi peluang pertumbuhan positif industri asuransi beberapa tahun ke depan. Kita perlu menyesuaikan moda penetrasi pasar baru agar bisa sejalan dengan protokol kesehatan yang ada,” jelas Togar.

Dikatakan bahwa AAJI juga memperkirakan ada beberapa faktor yang turut mendorong pertumbuhan industri asuransi jiwa di tahun ini terus naik dan diperkirakan bisa bertumbuh hingga akhir 2021. Pertama, pembelian asuransi jiwa mulai bergairah pada kuartal pertama tahun ini. Kedua, kemungkinan daya beli masyarakat membaik sehingga penjualan asuransi ikut terangkat. Alhasil, industri asuransi jiwa mengantongi premi lebih besar seiring peningkatan bisnis proteksi.

“Selain itu, kesadaran masyarakat akan perlindungan diri juga kian meningkat selama pandemi. Ditambah lagi, AAJI juga para perusahaan di bawahnya serta para tenaga pemasar asuransi jiwa  gencar melakukan edukasi untuk meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat,” tegas Togat. 

Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, penetrasi asuransi yang masih kecil di Indonesia disebabkan oleh edukasi keuangan pribadi yang masih minim. Menurut dia, sejak kecil, di sekolah tidak ada pelajaran perencanaan keuangan pribadi selain menabung. Orang tua juga tidak mengajarkan hal tersebut. “Kita hanya terbiasa memperhitungkan keuangan di perusahaan. Setelah besar, kita langsung berhadapan dengan banyak produk keuangan. Jadi, ini yang membuat susah penetrasi produk keuangan di masyarakat kita,” papar Eko.

Padahal sebetulnya, cara kerja asuransi mudah dicerna asal masyarakat diajarkan dan diperkenalkan sejak kecil. Eko menggambarkan, konsep asuransi adalah transfer risk di mana perlindungan diberikan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomi nasabah atau tertanggung kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko. Risiko ekonomi di sini bisa disebabkan oleh sakit, kecelakaan, pencari nafkah wafat dan sebagainya,” tutur Eko Endarto.

Namun kita  tetap menyakini industri asuransi jiwa di Indonesia akan terus bertumbuh di masa mendatang meski menghadapi rintangan yang tak mudah di masa pandemi Covid-19 yang belum dapat diperkirakan kapan akan berakhir.  Wiek

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Begini Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Next Post BTN Obral Promo KPR Merdeka Bebas DP dan Suku Bunga 4,5 persen

Member Login

or