Media Asuransi – Indonesia akan memegang Presidensi Group of 20 (G20) selama 1 tahun ke depan, setelah serah terima dari Italia kepada Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) atau G20 Leaders’ Summit di Roma, Italia pada 30-31 Oktober 2021.
Ini merupakan kali pertama Indonesia terpilih sebagai Presiden G20, sejak dibentuknya G20 pada tahun 1999. Selama masa Presidensi, Indonesia berperan menentukan agenda prioritas dan memimpin rangkaian pertemuan G20.
Dengan presidensi Indonesia di G20, diharapkan Indonesia dapat memasukkan agenda-agenda khususnya berkaitan dan menjadi fokus kepentingan nasional saat ini. Indonesia sendiri mengusung tema Recover Together Recover Stronger. Tema tersebut mencerminkan semangat bersama untuk pulih secara ekonomi dan kesehatan di antara negara-negara G20. Tahun ini ditargetkan menjadi tahun awal bagi berjalannya ekonomi nasional maupun ekonomi dunia.
|Baca juga: BI Perkirakan Pemulihan Ekonomi Indonesia Terus Berlanjut
Adapun pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 akan difokuskan untuk mendorong produktivitas, meningkatkan stabilitas, dan ketahanan ekonomi. Serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. KTT G20 rencananya akan diselenggarakan pada November 2022 di Bali dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pertemuan ini akan dihadiri sekitar 6.500 delegasi asing.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia secara resmi akan dimulai dari 1 Desember 2021 hingga 30 Desember 2022. Ada setidaknya tiga manfaat yang akan didapatkan oleh Indonesia dari aspek ekonomi yaitu terbukanya peluang peningkatan konsumsi domestik yang dapat mencapai Rp1,7 triliun, penambahan PDB yang diperkirakan akan mencapai sekitar Rp7,47 triliun, dan terdapat pelibatan tenaga kerja sektiar 33.000 pekerja di berbagai sektor industri di masa mendatang.
|Baca juga: OJK: Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Persen, Sinyal Positif Perbaikan Ekonomi
“Tentunya ini akan mendorong confidence dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi yang mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan,” katanya saat press briefing virtual.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Forum G20 melakukan pertemuan berjenjang dalam 2 jalur yaitu Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track dikoordinasikan Kementerian Keuangan dan Bank Sentral, yang akan fokus pada isu makroekonomi, fiskal, moneter, dan keuangan. Pembahasannya dilakukan dari tingkat Working Group hingga tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.
Sementara itu, Sherpa Track dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Luar Negeri yang akan berfokus pada pembahasan area kerja sama nonkeuangan. Di antaranya, pembangunan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, energi, lingkungan dan perubahan iklim, pertanian, ekonomi digital, anti korupsi, perdagangan-investasi-industri, pariwisata, dan pemberdayaan perempuan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News