Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan investor dapat melakukan aksi buy pada saham perbankan yang sempat terkoreksi.
Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang.
Dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 21 Mei 2024, Tim Riset Infovesta memaparkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +3,22% ke level 7.317,24. Menguatnya indeks IHSG dipicu oleh kenaikan mayoritas indeks bursa Wall Street yang tercermin pada Indeks Dow Jones (DJI) naik +2,43%, meredanya efek ex date dividen saham domestik, dan mayoritas harga komoditas juga mencatatkan penguatan harga.
Namun, Investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih Rp1,54 triliun di seluruh pasar. Sektor barang baku (+6,55%) mencatat penguatan terbesar pada indeks terutama pada saham perusahaan milik Prajogo Pangestu kembali menjadi penggerak indeks di antaranya BREN (+11,40%) dan TPIA (+14,11%). Saham TPIA menguat tertinggi paska masuk kedalam rebalancing indeks MSCI Global.
Selain itu, saham perbankan terutama big four perbankan kembali rebound setelah mengalami koreksi diantaranya BMRI (+4,78%), BBRI (+5,13%), BBCA (+4,00%), dan BBNI (+10,81%). Sentimen dari domestik, rilis data tingkat keyakinan konsumen (IKK) meningkat di level 127,70 poin pada April 2024 (vs 123,80 poin pada Mar’24).
Rilis data neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar US$3,56 miliar pada April 2024 (vs US$4,56 miliar pada Maret 2024) meskipun tingkat surplus kembali menipis dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya. Kondisi ini disebabkan oleh laju pertumbuhan impor yang lebih cepat dari laju pertumbuhan ekspor sehingga terkena dampak dari nilai kurs dolar yang menguat, serta permintaan global yang melambat akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang masih berlanjut.
Sentimen dari China, rilis indeks harga rumah kembali mengalami deflasi sebesar -3,1% YoY pada April 2024 (vs – 2,2% YoY pada Maret 2024). Level deflasi harga rumah yang meningkat menunjukkan sektor properti masih lesu semenjak terjadi PHK dan gangguan lain akibat pandemi telah membuat banyak orang ragu dalam mengeluarkan uang termasuk dalam membeli rumah baru.
Langkah pemerintah China dalam mendongkrak sektor properti dengan menahan laju suku bunga yang rendah dan kebijakan terbaru menurunkan tingkat uang muka dan suku bunga KPR diharapkan dapat menjadi pemikat masyarakat China untuk membeli hunian rumah baru.
Sentimen dari AS, rilis data inflasi AS yang cukup beragam, indeks harga produsen (PPI) meningkat sebesar 2,2% YoY pada April 2024 (vs 1,8% pada Maret 2024). Biaya produksi yang meningkat memicu produsen untuk menaikkan harga barang. Kenaikan level PPI sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar. Di samping itu, rilis data inflasi tahunan AS turun sebesar 3,4% YoY pada April 2024 (vs 3,5% Mar’24) serta sejalan dengan konsensus pasar. Sehingga memberikan sinyal ”Good News” untuk pelaku pasar.
Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Gov. Bond Index naik +0,37% ke level 10.234,25. Sentimen pasar obligasi domestik dipicu oleh sentimen kuat dari AS pasca data inflasi tahunan AS melambat telah mengindikasikan optimisme pemangkasan suku bunga acuan akan terjadi paling cepat pada semester 2 tahun 2024 ini. Dengan proyeksi pemangkasan sebesar 1x penurunan FFR.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News