1
1

Laba Bank BTN 2016 Melonjak 41,49 Persen

PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 41,49 persen per Desember 2016, meningkat dari Rp1,85 triliun per Desember 2015 menjadi Rp2,61 triliun. Sepanjang tahun lalu, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp8,25 triliun, tumbuh 20,17 persen secara tahunan (year on year/yoy) karena di tahun 2015 hanya mencatatkan NII sebesar Rp6,87 triliun. Sedangkan pendapatan operasional (profit from operating) tumbuh 32,31 persen (yoy) dari Rp2,53 triliun pada 2015 menjadi Rp3,35 triliun pada 2016.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan bahwa pertumbuhan laba bersih perseroan tersebut ditopang kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan yang berada di atas rata-rata industri. Penyaluran kredit Bank BTN pada 2016 tumbuh 18,34 persen (yoy) dari Rp138,95 triliun pada 2015 menjadi Rp164,44 triliun. “Pertumbuhan kredit Bank BTN berada di atas rata-rata industri perbankan nasional yang mencapai 7,8 persen secara year on year,” katanya saat jumpa pers di kantor pusat BTN di Jakarta, 13 Februari 2017.
Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank BUMN ini mencapai 25,4 persen (yoy) dari Rp127,74 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp160,19 triliun. Struktur DPK tersebut didominasi porsi dana murah yang mencapai 50,36 persen, atau sebesar Rp80,68 triliun. Pertumbuhan kredit dan DPK membuat aset Bank BTN naik sebesar 24,66 persen di tahun 2016, dari Rp171,8 triliun di tahun 2015 menjadi Rp214,16 triliun. “Dengan demikian, Bank BTN menduduki peringkat keenam bank dengan aset terbesar di Indonesia,” tambah Maryono.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kredit di sektor perumahan menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di tahun 2016. Kredit perumahan mencakup 89,97 persen porsi pinjaman di bank ini, dengan nilai kredit tercatat sebesar Rp147,94 triliun per Desember 2016, naik 18,43 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp124,92 triliun. Pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57 persen (yoy) dari Rp43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp56,83 triliun di Desember 2016.
Bank BTN mampu menjaga kualitas kreditnya, yang terlihat dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang berhasil diturunkan dari 3,42 persen per Desember 2015 menjadi 2,84 persen per Desember 2016. Sedangkan NPL net pun turun dari 2,11 persen pada Desember 2015 menjadi 1,85 persen per Desember 2016. “Perbaikan NPL ini dapat dilakukan karena kami melakukan penjadwalan ulang atau restructuring. Selain itu, kami juga melakukan penjualan langsung dan lelang kredit bermasalah,” jelas Maryono.
Sejalan dengan kinerja perseroan secara keseluruhan, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga membukukan kinerja yang bagus. Laba bersih UUS Bank BTN per Desember 2016 tercatat sebesar Rp377,42 miliar, naik 44,98 persen (yoy) dari laba bersih per Desember 2015 yang tercatat sebesar Rp260,33 miliar. Menurut Dirut Bank BTN Maryono, perolehan laba bersih UUS ini berasal dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp14,22 triliun atau meningkat 26,74 persen dibandingkan pembiayaan per Desember 2015 sebesar Rp11,22 triliun.
Di sisi lain, UUS Bank BTN berhasil menurunkan non-performing financing (NPF), yakni untuk NPF gross menjadi 1,01 persen dan NPF net menjadi 0,66 persen. “Kualitas pembiayaan juga terjaga baik yang ditandai dengan tingkat NPF gross sebesar 1,01 persen, turun dibandingkan NPF tahun sebelumnya sebesar 1,66 persen,” jelasnya.
Untuk tahun 2017 ini Maryono menyatakan optimistis dapat melanjutkan kinerja yang positif tersebut. Kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti, disebutnya merupakan alasan dibalik optimisme tersebut. Menurutnya Bank BTN masih akan tetap mengandalkan sektor perumahan sebagai fokus utama bisnis perseroan.
Pada tahun 2017 ini, Bank BTN menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan (syariah) sebesar 21-23 persen. Sejalan dengan target tersebut, Bank BTN membidik pertumbuhan laba bersih sekitar 20 persen. Menurut Maryono, anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) meningkat pada tahun ini, yakni menjadi Rp19 triliun baik dana FLPP, subsidi bunga, maupun uang muka. Selain itu, pada tahun ini perseroan juga akan menambah segmen pembiayaan. “Pada tanggal 24 Februari 2017, kami akan meluncurkan KPR mikro sehingga kinerja penyaluran kredit diyakini akan naik pula,” jelasnya.
Sejalan dengan pertumbuhan target penyaluran kredit dan pembiayaan, Bank BTN mematok target pertumbuhan aset di tahun ini sebesar 20-22 persen. Sementara itu total DPK diharapkan meningkat sebesar 22-24 persen. “Untuk laba bersih, kami targetkan di tahun 2017 ini akan mampu meningkat di atas 20 persen,” jelas Maryono. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Garuda Re Adakan Workshop Reasuransi
Next Post Adira Insurance Terus Tingkatkan Kualitas Pelayanan Bengkel Rekanan

Member Login

or