1
1

Laba BTN Q1 2017 Tumbuh 21 persen

PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN) membukukan laba bersih sebesar Rp594 miliar di kuartal pertama 2017, naik 20,97 persen dari laba bersih kuartal pertama tahun lalu yang sebesar Rp491 miliar. Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan bahwa perolehan laba bersih yang meningkat ini, terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas kredit perseroan. Selain itu, meningkatnya pendapatan operasional pun turut menopang capaian laba bersih perseroan. Hal ini disampaikan Maryono saat paparan kinerja Bank BTN kuartal pertama 2017 di kantornya, Jakarta, 17 April 2017.
Pada periode ini Bank BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp169,69 triliun, tumbuh 18,18 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp143 triliun. Menurut Direktur Utama Bank BTN, kenaikan pertumbuhan kredit ini ditopang oleh kredit perumahan yang mendominasi portofolio pinjaman perseroan atau sebesar 90,35 persen. Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi menjadi penyokong terbesar pertumbuhan kredit perumahan Bank BTN. “KPR subsidi bank BTN tercatat naik sebesar 29,62 persen yoy (year on year). Kredit konstruksi perseroan pun tumbuh 18,44 persen yoy. Kemudian, kredit komersial meningkat 20,57 persen yoy per kuartal pertama 2017,” kata Maryono.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pertumbuhan KPR subsidi tersebut menjadi bukti komitmen perseroan mendukung Program Sejuta Rumah. Per kuartal pertama 2017, Bank BTN mencatatkan kontribusi sejumlah 271.679 unit rumah dengan nilai Rp27,44 triliun. Dari sisi permintaan, perseroan telah menyalurkan 44.442 unit KPR baik subsidi maupun non subsidi dengan nilai total sebesar Rp7,24 triliun. Sementara dari sisi supply, total nilai proyek yang dibiayai Bank BTN yakni sebanyak 227.237 unit atau setara Rp20,21 triliun. “Hasilnya, kami juga dapat terus mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar KPR di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 34,21 persen,” tutur Maryono.
Dengan pertumbuhan laba di kuartal pertama mencapai 20 persen, Bank BTN optimistis di kuartal kedua 2017 ini perseroan akan kembali mencatatkan peningkatan laba bersih di atas 20 persen jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih periode yang sama di tahun sebelumnya. “Ke depan bisa lebih baik lagi, kalau di kuartal pertama naiknya mencapai 20 persen, maka di kuartal kedua akan semakin besar lagi pertumbuhannya,” tandasnya
Sementara itu Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN membukukan laba bersih sebesar Rp93,79 miliar atau tumbuh 33,41 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp70,3 miliar. Maryono menuturkan bahwa perolehan laba bersih tersebut juga ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan yang tinggi dan perbaikan kualiats pembiayaan. “Labanya tumbuh lebih baik dibandingkan konvensional yang tumbuh 21,03 persen. Pembiayaan juga tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 27,43 persen dari Rp11,63 triliun menjadi Rp14,81 triliun,” katanya.
Kenaikan pembiayaan tersebut juga turut mendukung peningkatan aset UUS sebesar 20,46 persen yoy menjadi Rp17,8 triliun pada kuartal pertama 2017. Dari sisi kualitas pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah atau (non performing financing (NPF) UUS tercatat rendah, turun dari 1,62 persen pada kuartal pertama 2016 menjadi 0,95 persen di kuartal pertama tahun ini. Sedangkan NPF nett turun dari 0,90 persen menjadi 0,62 persen.
Direktur Syariah Bank BTN Oni Febriarto menjelaskan bahwa rendahnya NPF ini karena model pembiayaan syariah yang harus disesuaikan dengan kemampuan nasabah. “Berdasarkan arus kas termasuk imbal jasa, jadi kita sesuaikan dengan kondisi dan kemampuan nasabah, kombinasi penagihan dan restrukturisasi. Makanya NPF bisa rendah,” tuturnya. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peresmian Layanan Taspen Life di Bali
Next Post Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Surplus di Bulan Maret

Member Login

or