1
1

MTF Targetkan Pembiayaan Baru Tumbuh 7,50 persen

     PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru di tahun 2017 sebesar Rp20 triliun atau tumbuh 7,50 persen dari realisasi pembiayaan baru 2016 yang mencapai Rp18,63 triliun. “Tahun 2016 memang challenging untuk industri multifinance, namun pembiayaan mobil baru kami tetap tumbuh meski melambat. Untuk lending tetap tumbuh 8,68 persen di 2016. Tahun ini diharapkan pertumbuhan lending Rp20 triliunan, kata Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo dalam paparan kinerja perseroan 2016 di Jakarta, 8 Maret 2017.
      Dari total target pembiayaan baru 2017 sebesar Rp20 triliun itu, didominasi oleh pembiayaan ritel dan corporate fleet sebesar Rp18,15 triliun, disusul KKB (program referral dari nasabah Bank Mandiri) sebesar Rp2,35 triliun, dan kredit multiguna Rp0,5 triliun. Sementara realisasi pembiayaan 2016 sebesar Rp18,63 triliun, terdiri dari pembiayaan ritel Rp14,73 triliun, pembiayaan corporate fleet Rp2,21 triliun, disusul KKB sebesar Rp1,64 triliun, dan kredit multiguna sebesar Rp34,89 miliar.
     Susatyo melanjutkan, penjualan mobil baru di 2016 tetap tumbuh 4,8 persen, kendati mengalami pelemahan dari tahun sebelumnya. Tahun 2016 penjualan mobil komersial stagnan. Tetapi kami melakukan peralihan ke mobil penumpang yang portofolionya mencapai 75 persen dari total mobil baru. Gaikindo mencatat pembiayaan MTF naik ke urutan ketiga di 2016, jelasnya.
     Untuk laba, tahun ini MTF menargetkan tumbuh menjadi Rp356 miliar. Lebih tinggi dari perolehan laba periode 2016 yang sebesar Rp335 miliar. Deputi Diretur MTF Perana Citra Ketaren menambahkan, MTF tetap menjaga posisi rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) di bawah dua persen. Secara gross NPF tercatat naik jadi 1,49 persen di akhir 2016, lebih tinggi dari NPF gross 2015 yang sebesar 1,2 persen. NPF gross MTF meningkat jadi 1,49 persen. Kontribusi terbesar dari pembiayaan mobil komersial sebesar dua persen dan mobil penumpang satu persen. Kami berharap tahun 2017 NPF bisa kembali ke level 1,2 persen atau di bawahnya, ungkap Citra. Dia juga menjelaskan, jika dilihat NPF netto, malah terjadi penurunan secara year on year (yoy), dari  0,81 persen di 2016 menjadi 0,7 persen di 2016. 
     Susatyo lebih lanjut menjelaskan, tahun ini MTF terus melakukan ekspansi untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Kantor cabang pada akhir tahun ini ditargetkan bertambah jadi 98 cabang dan 21 kantor satelit. Kami tahun ini mulai lebih aktif ekpansi ke Indonesia Timur seperti di Jayapura, Sorong, Ambon. Kami juga buka di Luwuk, Banung, Kalianda, Banyuwangi,” katanya.
     Di sisi produk, MTF juga akan menggenjot kredit multiguna, pembiayaan emas, dan menggandeng bank untuk kredit otomotif. Kredit multiguna sudah kami mulai akhir tahun lalu, tahun ini (2017) kami harapkan bisa tumbuh double atau triple. Kemudian dengan Bank Syariah Mandiri kita luncurkan BSM OTO. Kami juga masuk pembiayan emas, dan pembiayaan stock financing dealer. Selain itu kami perkuat sales chanel, papar Susatyo.
     Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi menjelaskan bahwa tahun ini MTF berhasil menekan biasa operasional sehingga cost efficiency ratio bisa ditekan di level 42,4 persen. Dengan adanya biaya-biaya yang bisa ditekan, MTF lebih fokus untuk meningkatkan modal pembiayan.
     Adapun sumber dana pembiayan saat ini masih didominasi oleh pinjaman bank. Namun tidak menutup kemungkinan lain seperti obligasi dan IPO. Untuk sumber funding, semua kami jajaki. IPO juga dan itu tergantung market dan kondisi ekonomi. Kami tunggu pasar yang kondusif. Tetapi tahun ini funding kami 60 dari bank (Joint Financing Bank Mandiri), 30 persen obligasi. Obligasi kita rencana terbitkan Rp500 miliar hingga Rp1 triliun. Itu sebagian untuk refinancing dan modal pembiayaan, jelas Arya. Wik

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Motor Sport Mewah Dari BMW
Next Post ASM Selenggarakan Agency Healthy Lifestyle Festival 2017

Member Login

or