Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan sinergi dalam Program Pangan (AKSI Pangan) bisa diterapkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan produksi pangan. Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto dalam kegiatan kunjungan Program Aksi Pangan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), 24 Mei 2017 mengatakan bahwa pihaknya melihat skema pembiayaan rantai nilai ini cocok untuk menyelesaikan berbagai persoalan produksi pangan kita. “Mengedepankan proses terpadu dan saling terkait mulai dari hulu ke hilir, dengan melibatkan perbankan, perusahaan pembiayaan, asuransi, petani, pemasok bibit, dan agen pemasaran serta memanfaatkan teknologi informasi di bidang pertanian,” katanya.
Program AKSI Pangan OJK di Kabupaten Dompu, merupakan sinergi antara OJK, Pemerintah Kabupaten Dompu, BNI, Bank Mandiri, BRI, Bank Andara, BPR Pesisir, Industri Keuangan Non Bank (ACA dan Jamkrindo), Fintech (8Villages), dan organisasi/asosiasi (Mercy Corps Indonesia, Syngenta, dan Pisagro). Hadir dalam kegiatan itu Bupati Dompu, Bambang M. Yasin.
Melalui Program AKSI pangan, partner yang terlibat mengetahui dengan jelas di mana peran masing-masing pihak, antara lain pembiayaan, penjaminan ataupun perbaikan kebijakan. Potensi pembiayaan jagung di Dompu masih besar. Namun saat ini, proses penyaluran kredit yang dinilai lambat diharapkan dapat meningkat dengan adanya Program AKSI Pangan.
Pembiayaan bank pada komoditas jagung per Desember 2016 sebesar Rp3,4 triliun. Perbankan diharapkan telah mengetahui siklus tanam dan kebutuhan petani terhadap pembelian pupuk dan bibit sebagai modal usaha sehingga perbankan dapat menyusun strategi penyalurkan kredit. Ken