Media Asuransi, JAKARTA – Kondisi perang dagang yang dipicu pengenaan tarif impor AS ke negara mitra dagang bisa membuka peluang bagi Indonesia. Hal itu dikemukakan Chatib Basri, Anggota Dewan Ekonomi Nasional di Webinar Customer Gathering Prudential Life Assurance Market Outlook 2025: Peluang Indonesia Saatnya Berinvestasi, Rabu, 12 Februari 2025.
“Neraca perdagangan AS dan Indonesia surplus masih kecil sekitar US$ 18 miliar dolar dibandingkan surplus neraca perdagangan Vietnam – AS lebih dari US$ 118 miliar, ” ujarnya.
|Baca juga: Perekonomian Dunia Terancam Stagnan Imbas Perang Tarif
“Kemungkinan yang akan kena tarif kemudian adalah Vietnam karena surplusnya besar,” imbuhnya.
Akibat pengenaan tarif ini, produk asal Vietnam akan sulit masuk ke AS. Kemungkinan manufaktur di Vietnam akan pindah ke Indonesia yang tidak terkena tarif.
|Baca juga: Market Brief: Wall Street Menguat Usai Trump Tunda Kebijakan Pengenaan Tarif
Saat ini, jelasnya, investor di Vietnam kebanyakan dari China dan Vietnam sudah jenuh investasi di manufaktur. Asalkan, katanya, birokrasi mempermudah investor asing dan membuat mereka nyaman berinvestasi di sini.
Saat ini AS mengimpor bahan baku sebanyak 52 persen untuk manufakturnya. Kalau bahan baku ini terkena tarif maka harga jual akan naik juga karena harga bahan baku naik. Akibatnya, inflasi AS akan tinggi sehingga Federal Reserve tidak akan menurunkan bunga.
“Akibatnya yield US Treasury menarik bagi investor sehingga dana investor asing keluar dari emerging market dan memegang obligasi AS,” urainya.
Tidak heran jika dollar akan makin kuat di situasi sekarang dan akan berlanjut selama Trump mengenakan tarif.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News