Media Asuransi, JAKARTA – Perekonomian global terancam stagnan sebagai imbas dari perang dagang yang dipicu tarif impor AS. Presiden AS Donald Trump secara resmi mengenakan tarif kepada tiga negara pada Sabtu lalu yang memicu balasan dari negara yang terkena tarif.
|Baca juga: Trump Ancam Kenakan Tarif 100% ke Negara BRICS
“Kami memandang bahwa prospek ekonomi dan pasar ke depan akan penuh dengan ketidakpastian. Beberapa risiko terbesar, jika perang dagang mengalami eskalasi atau dengan kata lain negara-negara mitra dagang AS melakukan tindakan balasan, adalah pelemahan pertumbuhan ekonomi,” demikian tim riset Mirae Sekuritas Indonesia dalam riset hariannya hari ini, Selasa, 4 Februari 2025.
Pendapat serupa datang dari tim riset OCBC Sekuritas. OCBC Sekuritas menyatakan, pasar tertekan setelah Presiden Donald Trump menerapkan tarif baru terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dagang besar.
|Baca juga: S&P Global Ratings Sebut Industri Reasuransi Global Makin Cuan dan Stabil hingga 2025
“Keputusan ini mengarah pada prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dan lonjakan inflasi, yang diperkirakan akan lebih cepat dan lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya,”urai riset tersebut.
Selain itu, tarif baru ini dapat menyebabkan resesi di Kanada dan Meksiko serta mengarah pada stagnasi ekonomi di AS. Imbal hasil Treasury AS pun naik, mencerminkan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, sementara harga minyak naik seiring kekhawatiran akan dampak ekonomi yang lebih luas.
Selain itu, jelas Mirae, akan terjadi kenaikan inflasi, dan pelarian modal ke ke aset-aset yang dianggap aman seperti dollar dan emas terus berlanjut dan dalam jumlah besar. Menguatnya dollar secara global tentu akan berdampak ke melemahnya rupiah dan saham-saham di Bursa Efek Indonesia.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Sabtu, 1 Februari 2025, menandatangani perintah untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada Meksiko dan Kanada, serta bea sebesar 10% pada China. Kanada mengumumkan tarif balasan sebesar 25% terhadap barang-barang Amerika Serikat senilai US$155miliar.
Meksiko juga menyatakan akan melakukan tindakan balasan menyusul langkah AS tersebut, meskipun Presiden Claudia Sheinbaum belum mengungkapkan detailnya. Sementara itu, China tidak langsung melakukan eskalasi.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News