Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menegaskan peringkat “idAAA(sf)” untuk Obligasi I Tahun 2017 PT Marga Lingkar Jakarta (MLJK). Obligasi diterbitkan dalam lima seri dengan tanggal jatuh tempo yang berbeda yaitu tahun 2020 (Rp200 miliar, telah lunas), 2022 (Rp217 miliar), 2024 (Rp299 miliar), 2027 (Rp320 miliar), dan 2029 (Rp464 miliar).
Berdasarkan keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 9 Agustus 2021, Pefindo mengungkapkan bahwa pada 30 Juni 2021, MJLK memiliki kas yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp231,04 miliar, yang dicadangkan untuk pembayaran bunga 12 bulan ke depan sebesar Rp110,5 miliar, pencadangan pokok obligasi selama 12 bulan sebesar Rp108,5 miliar untuk pelunasan obligasi berikutnya sebesar Rp217 miliar pada 8 November 2022, dan cadangan pemeliharaan sebesar Rp12 miliar.
Pada 30 Juni 2021, MLJK juga memiliki kas dan setara kas sebesar Rp129,8 miliar, yang bisa mendukung likuiditas dalam jangka pendek ketika pendapatan tol lebih rendah dari yang diperkirakan karena volume lalu lintas yang lebih rendah selama pembatasan kegiatan masyarakat.
|Baca juga: Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo, Peringkat Indosat (ISAT) Ditegaskan idAAA
Efek utang dengan peringkat idAAA memiliki peringkat paling tinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, relatif dibanding emiten Indonesia lainnya, adalah superior. Akhiran (sf) memiliki makna peringkat adalah untuk transaksi keuangan terstruktur.
Peringkat mencerminkan struktur transaksi obligasi yang kuat, ekonomi area layanan proyek yang baik sebagai bagian dari jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), dan pengelolaan operasional yang baik. Peringkat dibatasi oleh risiko volatilitas volume lalu lintas jalan tol dan leverage keuangan yang tinggi.
Peringkat dapat diturunkan jika rasio kecukupan dana layanan utang MLJK, dihitung dari EBITDA dan kas awal tahun termasuk dana ditetapkan penggunannya dibagi dengan pembayaran bunga dan pelunasan obligasi pada tahun berjalan, lebih rendah dari 2x pada tiap akhir tahun secara berkelanjutan. Hal ini bisa terjadi akibat penurunan EBITDA secara signifikan karena kombinasi dari penurunan volume lalu lintas JORR atau pemulihan volume lalu lintas yang lebih lambat dari yang diharapkan, penyesuaian tarif tol lebih rendah atau lebih lama dari yang diharapkan, dan/atau biaya lebih tinggi dari yang diestimasikan.
|Baca juga: Peringkat Telkom (TLKM) Ditegaskan idAAA Stabil
“Kami juga dapat menurunkan peringkat jika MLJK gagal memenuhi struktur transaksi yang dipersyaratkan. Walaupun rasio tersebut ada kemungkinan sedikit kurang dari 2x dalam jangka pendek hingga menengah, kami masih mempertahankan peringkat karena kami memandang bahwa kemungkinan rasio kurang dari 2x diproyeksikan terjadi setelah pelunasan obligasi kedua.”
Pefindo akan lebih memantau kinerja dalam jangka pendek, terutama jika pembatasan kegiatan masyarakat berkepanjangan dan mengakibatkan penurunan volume lalu lintas JORR yang signifikan secara berkelanjutan.
MLJK mengoperasikan jalan tol JORR W2 Utara sepanjang 7,67 kilometer (km) untuk seksi Ulujami-Kebon Jeruk, melalui perjanjian konsesi dengan Badan Pengatur Jalan Tol, yang berakhir pada akhir tahun 2044. Jalan tol JORR W2 Utara telah beroperasi sejak bulan Juli 2014, sehingga tidak ada risiko konstruksi.
Berdiri sejak tahun 2009, MLJK merupakan entitas anak dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR, idAA-/Stabil), yang merupakan operator jalan tol terkemuka di Indonesia dengan 43 tahun pengalaman sejak berdiri tahun 1978. Pada akhir bulan Juni 2021, pemegang saham MLJK adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk (51%) dan PT Jakarta Marga Jaya (49%), yang telah dibeli oleh PT Astra Tol Nusantara sejak November 2020. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News