1
1

Strategi Hadapi Potensi Window Dressing di Pasar Saham

Ilustrasi.| Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas memperkirakan performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada kuartal IV/2023 berpeluang lebih baik mengingat potensi The Fed mencapai puncak kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.

Melalui Indonesia Strategy – Strategy for the potential window dressing in 4Q23, analis Mirae Sekuritas Robertus Hardy mengatakan meskipun ada tekanan potensial akibat kebijakan moneter hawkish yang diharapkan dari The Fed, kami melihat peluang bagi IHSG untuk tampil lebih baik pada kuartal IV/2023, mengingat kemungkinan The Fed mencapai puncak kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.

Oleh karena itu, dia masih mempertahankan pandangan positif terhadap potensi IHSG untuk memberikan kinerja yang lebih baik pada kuartal keempat tahun 2023, tetapi dengan target sedikit yang diturunkan menjadi 7.400 dan menggulirkan target sebelumnya sebesar 7.600 untuk periode kuartal I/2024. “Angka ini mengimplikasikan rasio P/E ke depan sekitar 15,6x – 15,8x dengan asumsi pertumbuhan EPS tahunan sebesar 5%-7%.”

|Baca juga: REVIEW SEPEKAN: Data Pasar Saham Ditutup Positif

Keseimbangan fiskal Indonesia tetap surplus, mencapai Rp147,2 triliun dalam delapan bulan pertama tahun 2023, atau setara dengan 0,7% dari PDB. Menurut Robertus, ini merupakan peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ketika surplusnya sebesar Rp107,9 triliun atau 0,6% dari PDB. Surplus dalam 8 bulan 2023 dapat diatribusikan pada pendapatan pemerintah sebesar Rp1.821,9 triliun, yang mencakup 74,0% dari target FY23 dan pertumbuhan YoY sebesar 3,2%. Secara bersamaan, belanja pemerintah mencapai Rp1.674,7 triliun (54,7% dari target FY23), yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.170,8 triliun dan transfer daerah sebesar Rp503,9 triliun.

Mengenai kuartal keempat tahun ini, Robertus percaya ada probabilitas signifikan terjadinya window dressing. Oleh karena itu, pilihan saham terbaru Mirae didasarkan pada beberapa sektor yang diharapkan akan tampil baik selama periode ini: Keuangan (BMRI, BBRI), yang telah menunjukkan kinerja yang kuat di tengah lingkungan suku bunga yang lebih tinggi.

Konsumsi Siklus (ACES), terutama dalam ritel, karena regulasi pemerintah baru-baru ini yang bertujuan untuk membatasi ekspansi model bisnis komersial sosial. Konsumsi Non-Siklus (CPIN), terutama dalam produksi ayam, mengingat penurunan berkelanjutan harga bungkil kedelai dan program pengurangan populasi ayam yang berlanjut.

Infrastruktur (EXCL), terutama dalam telekomunikasi, selain pertumbuhan robust yang diantisipasi dalam jumlah pelanggan broadband tetap, Robertus mendukung sektor ini karena potensi M&A antara EXCL dan FREN, yang dapat lebih mengkonsolidasikan industri ini. Energi (AKRA, HRUM), mengikuti ekspansi agresif AKRA ke bisnis kawasan industri dan kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis nikel pada angka terkonsolidasi HRUM. Industri (UNTR), karena potensi dividen interim UNTR pada bulan Oktober setelah kinerja yang kuat selama semester I/2023.

Sementara itu, dari sektor Bahan Dasar (INTP), terutama dalam semen, karena potensi percepatan belanja pemerintah untuk menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur yang sedang berlangsung, yang dapat memiliki dampak positif pada outlook pengembangan properti di daerah sekitarnya. Kesehatan (PRDA), selain dari harapan penggunaan kapasitas pengujian dan pengobatan yang meningkat dan kerja sama serta sinergi lebih lanjut dengan program BPJS, kami menyukai PRDA karena ekspansi yang kuat namun hati-hati dan dapat diukur.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 2 Best Sharia Unit General Insurance 2023 Kelompok Ekuitas Rp100 Miliar ke Atas
Next Post Broker Reasuransi dan Asuransi UIB Berekspansi di Amerika Selatan, Meluncurkan 2 Perusahaan di Peru

Member Login

or