Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menunjukkan kecenderungan menguat saat memasuki semester kedua tahun ini. Pada saat pembukaan perdagangan setelah libur panjang Lebaran, yakni tanggal 3 Juli 2017, IHSG berhasil mencetak rekor baru dengan menembus level 5.910. Peningkatan yang sangat signifikan dalam waktu setengah tahun, jika kita melihat kembali data IHSG pada saat pembukaan perdagangan awal tahun yakni tanggal 3 Januari 2017, di level 5.275.
Perkembangan ini memunculkan harapan bahwa indeks akan tembus level 6.000 lebih cepat dari perkiraan semula, yakni di kuartal ketiga ini, tidak perlu menunggu hingga akhir tahun nanti. Ada multi faktor yang mempengaruhi kenaikan indeks selama semester pertama ini, salah satunya adalah kenaikan peringkat investasi Indonesia yang dikeluarkan lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P), dari BB+ menjadi BBB-/stable outlook, pada pertengahan Mei lalu. Lewat kenaikan peringkat ini, maka Indonesia masuk kategori investment grade atau status kelayakan investasi. Keputusan S&P yang menaikkan peringkat Indonesia menyusul lembaga pemeringkat lainnya yang terlebih dahulu melakukan, seperti Moodys dan Fitch Rating.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat diminta komentarnya atas peringkat dari S&P ini menyatakan bahwa pemberian peringkat itu membuktikan Indonesia telah melakukan transformasi ke arah yang lebih baik. “Jadi kalau apakah hasil ini pengaruhnya terhadap masyarakat atau ekonomi adalah bahwa kepercayaan oleh seluruh pelaku usaha maupun siapa saja investor dalam dan luar negeri, maupun masyarakat tetap kita bisa jaga,” katanya.
Secara terpisah, ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan bahwa dengan peningkatan peringkat ini, diharapkan investasi akan semakin meningkat lagi baik di investasi portofolio dan FDI. “Dan, dalam jangka panjang, investasi diharapkan menjadi pendorong utama ekonomi Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih sustain,” jelasnya.
Jika memperhatikan perjalanan IHSG tiap bulan, terlihat tren kenaikannya (lihat grafik indeks mingguan). Pada saat penutupan perdagangan pada hari pertama tahun ini yakni di tanggal 3 Januari 2017, indeks ditutup di level 5.275,971. Di akhir bulan, yakni pada saat penutupan perdagangan tanggal 31 Januari 2017, indeks berada di posisi 5.294,103. IHSG menguat lagi pada saat penutupan perdagangan tanggal 28 Februari 2017 yakni di level 5.398,521. Hingga kemudian di akhir kuartal pertama, yakni saat penutupan perdagangan di tanggal 31 Maret 2017, IHSG berada di level 5.603,010. Dalam waktu tiga bulan saja, terjadi kenaikan indeks sebesar 327,039.
Memasuki kuartal kedua, IHSG masih mempertahankan tren kenaikannya. Pada saat penutupan perdagangan di tanggal 28 April 2017, indeks telah berada di level 5.723,569. Sayangnya penguatan indeks tertahan di bulan Mei, sehingga pada penutupan perdagangan tanggal 31 Mei 2017 IHSG berada di level 5.702,688. Hal ini terjadi karena di awal bulan indeks sempat jatuh ke level 5.600-an, kemudian melonjak saat S&P mengumumkan kenaikan peringkat Indonesia, namun turun kembali. Bahkan di pertengahan hari, indeks sempat menyentuh level tertingginya yakni 5.825,208. Penguatan IHSG saat itu merupakan yang tertinggi di antara bursa regional. Pada hari itu, seluruh indeks sektoral pun bergerak di teritori positif, dipimpin sektor infrastruktur.
Memasuki bulan Juni, IHSG berada di level 5.750,904 pada saat penutupan perdagangan tanggal 2 Juni 2017. Di pekan kedua bulan puasa itu, indeks bergerak dalam rentang yang tipis. Aksi jual investor domestik menghambat laju penguatan IHSG. Pada pekan berikutnya, indeks bahkan turun kembali ke level 5.600-an, yakni 5.689,354, pada
saat penutupan perdagangan tanggal 9 Juni 2017. Pertengahan Juni, tanggal 16 Juni 2017, indeks telah kembali naik dan berada di level 5.770,810 pada saat penutupan perdagangan di hari itu. Tren kenaikan IHSG terus berlanjut di hari terakhir perdagangan Juni, sebelum libur panjang Lebaran, dengan berada level 5.829,708 saat penutupan perdagangan di tanggal 22 Juni 2017.
Ketika perdagangan bursa kembali dibuka pada 3 Juli 2017, untuk pertama kalinya IHSG berhasil menembus level 5.900-an, tepatnya di level 5.910,237 saat penutupan perdagangan hari itu. Sejumlah analis pasar modal menilai, angka inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen yang menunjukkan proyeksi perekonomian Indonesia cukup baik pada tahun ini, telah menjadi sentimen positif yang mendongkrak indeks saham. Sayangnya, di penutupan perdagangan akhir pekan yakni tanggal 7 Juli 2017 IHSG kembali turun dan berada di level 5.839,888.
Walau demikian, hal itu tak mengurangi optimisme para pelaku dan pengamat pasar modal untuk melihat indeks tembus di level 6.000-an pada tahun ini. Mungkin tidak perlu menunggu sampai akhir tahun, namun dalam beberapa bulan ke depan IHSG akan berada di level tersebut. S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News