Media Asuransi, JAKARTA – Perpaduan antara kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan big data dapat menjadi senjata ampuh bagi para pelaku industri keuangan untuk menjangkau dan melayani masyarakat underserved, khususnya di negara dengan bentang geografis dan keragaman budaya serta latar belakang yang luas seperti Indonesia.
Chief Technology Officer AdaKami, Ming Gu, mengatakan bahwa sering kali, calon peminjam hanya memiliki sedikit rekam jejak kredit formal atau bahkan tidak ada sama sekali, karena belum pernah memiliki pinjaman atau mengambil cicilan.
|Baca juga: Kecerdasan Buatan dan Big Data Ubah Lanskap Dunia Komunikasi, Media, hingga PR
“Jika data biro kredit tidak tersedia, maka sumber data alternatif yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan kredit. Untuk melakukan penilaian dan analisis tersebut, big data menjadi teknologi yang tepat. Hal ini merupakan inti dari fintech, terutama pada aspek teknologi,” kata Ming Gu dalam keterangan resmi, Rabu, 6 November 2024.
|Baca juga: Big Data VisionAnalytics Solusi Bagi Perbankan dalam Menangkal Fraud
Gu menjelaskan bahwa AdaKami menggunakan sumber data alternatif untuk menganalisis pola dan perilaku guna mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai skor atau profil kredit calon peminjam. Meskipun terbilang kompleks jika dibandingkan dengan metode tradisional, proses ini memungkinkan AdaKami untuk melayani segmen masyarakat yang lebih luas secara lebih efektif, tanpa terlalu bergantung pada data biro kredit.
Selain untuk analisis pola dan perilaku, teknologi juga berperan dalam mendeteksi fraud yang merupakan bagian penting dalam mitigasi risiko pada industri fintech. “Kami menggunakan teknologi pencegah fraud dalam mendeteksi upaya penipuan berbasis gambar, seperti manipulasi foto kartu identitas dengan menggunakan AI. Kami juga proaktif dalam upaya perlindungan data pribadi dengan memanfaatkan data yang didapatkan dari sumber-sumber yang sah untuk kebutuhan pemetaan profil nasabah dan mitigasi risiko. AdaKami menerapkan langkah-langkah ketat dalam menjaga privasi data guna memastikan bahwa informasi sensitif digunakan secara bertanggung jawab dan aman,” tambah Gu.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News