Media Asuransi, JAKARTA – Banyak masyarakat khususnya anak-anak muda yang ingin memulai kebiasaan untuk menabung dan berinvestasi di tahun 2025 ini. Mereka ingin melakukan resolusi keuangan di tahun baru ini dengan memperbaiki perilaku keuangan.
|Baca juga: Bos Allianz Indonesia Ingatkan Generasi Muda Wajib Punya Dana Darurat dan Asuransi
Namun sudah mau memasuki bulan kedua tahun ini, Anda masih belum bisa mewujudkan resolusi keuangan juga. Keinginan berinvestasi dan menabung hanya angan-angan belaka.
Faktor-faktor ini bisa menghambat resolusi keuangan di tahun ini dan kendala ini sudah menjadi kebiasaan anak muda untuk mulai kebiasaan untuk persiapan masa depan ini.
1. Impulsive Buying
Kebiasaan ini adalah di mana pengeluaran tersebut sifatnya spontanitas tanpa adanya perencanaan. Misalkan Anda saat Hari Belanja Online Nasional ingin membeli sepatu. Namun pada saat browsing di market place Anda melihat program live di mana penjual sedang menawarkan baju -baju impor berkualitas dengan harga murah. Akhirnya, Anda tertarik dan membeli tiga potong baju yang ditawarkan.
|Baca juga: Apakah Gaji Rp5 Juta Bisa Menabung? Bisa Kalau Kamu Pakai Trik Berikut ini!
2. Self Rewarding
Ada istilah baru untuk kebiasaan boros di kalangan anak-anak muda. Mereka mengatakan kebiasaan boros mereka dengan alasan self-rewarding, di mana mereka ingin memberikan hadiah untuk diri mereka sendiri atas kerja keras mereka dalam bekerja. Misalnya, kebiasaan nongkrong di kafe setelah pulang kerja.
Sebenarnya tidak ada yang salah dalam mengeluarkan uang. Namun, lebih baik pengeluaran itu dikendalikan oleh perencanaan diri yang matang.
Jika ingin membeli sesuatu yang diinginkan walaupun harganya mahal sebenarnya tidak apa-apa, hanya saja setiap pengeluaran sebaiknya dapat kita kendalikan melalui perencanaan yang matang sehingga kesehatan finansial kita tetap terjaga.
3. Tidak Bisa Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
Anak-anak muda harus bisa membedakan antara apa yang menjadi keinginan dan apa yang menjadi kebutuhan. Hal ini perlu diketahui agar anak-anak muda lebih pintar dalam mengeluarkan uang dan membangun perencanaan finansial.
4. Paradigma Menabung/Berinvestasi Harus dalam Jumlah Besar
Terkadang anak-anak muda memiliki persepsi bahwa menabung atau berinvestasi haruslah dalam jumlah yang besar. Hal fundamental yang harus dilakukan dalam membangun. Padahal tidaklah demikian karena kebiasaan menabung adalah tentang seberapa konsisten Anda bisa melakukannya, bukan pada jumlah uang yang ditabung.
Hal yang terpenting bukanlah jumlah uang yang dapat disisihkan untuk ditabung, namun seberapa lama Anda bisa menjaga kebiasaan menabung tersebut. Banyak produk reksa dana yang bisa dibeli dengan harga murah, misalnya Rp100.000.
5. Menggunakan Uang Tabungan
Seringkali tabungan disalahartikan sebagai dana darurat yang boleh dipakai jika uang habis. Hal ini yang justru menyebabkan inkonsistensi dalam menabung.
Anak-anak muda harus menjaga komitmen bahwa tabungan tidak untuk dipakai saat uang habis, namun justru menjaga agar uang yang sudah dijatahkan sebagai pengeluaran dapat digunakan dengan bijak sehingga tabungan tetap terjaga.
Demikian tantangan-tantangan mewujudkan resolusi keuangan di tahun ini. Anda harus bisa menahan diri dan disiplin dalam pengeluaran agar tujuan keuangan Anda bisa tercapai. Selamat mencoba!
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News