Media Asuransi, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berharap para praktisi media dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah secara komprehensif dan tepat. Hal itu diutarakan saat LPS menggelar workshop media nasional di Bandung, Jawa Barat, pada akhir pekan lalu.
|Baca juga: Lima Direksi Tugu Insurance Kompak Borong Saham TUGU
|Baca juga: Dikabarkan Jadi Dirut Marein (MREI), Robby Loho Mundur sebagai Preskom
“Selain itu juga dapat menyampaikan pesan-pesan yang memang menjadi fokus lembaga atau regulator di negara Indonesia, termasuk dari LPS. Apresiasi kami di LPS bisa berdiskusi juga dengan para wartawan yang sangat berpengalaman di bidang ekonomi,” ujar Direktur Group Riset LPS Seto Wardono, Sabtu, 30 November 2024.
Dalam acara tersebut, LPS menyampaikan pemahaman yang kuat terhadap teori-teori ekonomi yang sering menjadi pembahasan media di bidang ekonomi, antara lain mengenai konsep pendapatan nasional, inflasi, neraca pembayaran, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, pemanfaatan data statistik keuangan, data perbankan, dan lainnya.
“Sehingga LPS juga mendapat masukan bagaimana harus melakukan sosialisasi sebuah kebijakan. Semoga acara ini bisa bermanfaat untuk kita semua, dan kita bisa sama-sama mendapatkan pemahaman baru di bidang ekonomi makro,” imbuhnya.
|Baca juga: Mandiri Sekuritas Hadirkan Growin’ Syariah, Solusi Investasi Berkah di Pasar Modal Indonesia
|Baca juga: Asuransi Jasindo Berkomitmen Mendukung Pembangunan Nasional
Salah satu hal yang menarik dan menjadi tema sharing session tersebut antara lain mengenai pertumbuhan ekonomi dan juga inflasi, di mana sama seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi juga bersifat seasonal. Pada bulan tertentu, misalnya, pada Januari, Desember atau pada saat Ramadan inflasi biasanya tinggi.
“Kita bisa memahami perilaku siklus ini karena pada bulan lain, misalnya, saat terjadi panen raya padi, dapat terjadi deflasi,” jelasnya.
Mengutip rilis data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat inflasi sebesar 0,16 persen MoM pada Oktober 2024, dengan sebelumnya lima bulan deflasi. Namun demikian, inflasi Indonesia tercatat turun menjadi 1,7 persen YoY pada Oktober 2024.
Selain update tentang kondisi makro, LPS juga menyampaikan perkembangan terkait dengan tugas dsn fungsinya. Sejak beroperasi pada 2005 sampai dengan 31 Oktober 2024, LPS telah melakukan penanganan simpanan terhadap 137 bank yang dicabut izin usahanya.
LPS pun sudah membayarkan total simpanan sebanyak Rp2,82 triliun dengan rincian simpanan di bank umum sebesar Rp202 miliar dan BPR/BPRS sebesar Rp2,62 triliun, dari total rekening sebanyak 413.397 rekening.
|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Asuransi Umum dan Berbagai Manfaatnya
|Baca juga: Cara Jitu agar Anak Mudah Pahami Matematika
Kemudian, selama 2024 sampai dengan 31 Oktober 2024, LPS telah melakukan penanganan simpanan terhadap 15 bank yang dicabut izin usahanya. Dengan rincian, total simpanan yang telah dibayarkan oleh LPS sebanyak Rp735,26 miliar dari total rekening sebanyak 108.116 rekening.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News