1
1

Ketidakpastian Global Meruncing Usai Trump Menang Pilpres AS, Mirae Asset: Stabilitas Jadi Prioritas!

Ilustrasi | Foto: Pexels

Media Asuransi, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai hasil Pemilu Amerika Serikat (AS) menyebabkan meningkatnya ketidakpastian global terkait dengan perubahan arah kebijakan Pemerintah AS. Hal itu terutama di bidang perdagangan internasional dan perpajakan atau fiskal.

|Baca juga: UNDP Soroti 3 Tantangan Kritis Digital Indonesia

|Baca juga: Aviva: Aturan RBC Dorong Perusahaan Asuransi Alihkan Investasi ke Obligasi Pemerintah

Analyst Research Mirae Asset Rizkia Darmawan mengatakan kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS memicu terjadinya sentimen penghindaran risiko atau risk-off yang menyebabkan peningkatan fluktuasi di pasar keuangan. Hal ini akan memiliki dampak yang cukup besar terhadap penentuan arah kebijakan di Indonesia.

Hal itu baik moneter, kebijakan pemerintah yang meliputi kebijakan fiskal, maupun kebijakan di bidang perdagangan internasional. “Meskipun demikian, perekonomian Indonesia menunjukkan stabilitas dan ketahanan meskipun berada dalam rezim suku bunga yang tinggi,” ujar Darma, dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 13 November 2024.

|Baca juga: Jasa Raharja Cover Seluruh Korban Tabrakan  Beruntun di Tol Cipularang

|Baca juga: BNI (BBNI) Teken Fasilitas Pinjaman US$600 Juta dari Konsorsium Bank Asing

Setelah Trump memenangkan Pilpres AS, pasar modal Indonesia bereaksi negatif, tercermin dari penurunan signifikan IHSG selama dua hari berturut-turut, masing-masing sebesar 1,4 persen dan 1,9 persen, sehingga total penurunan mencapai 3,3 persen. Investor asing mencatat aksi jual bersih selama empat hari berturut-turut sejak kemenangan Trump.

Total aksi jual bersih investor asing dalam empat hari mencapai sebesar Rp6,5 triliun. Hal ini pernah terjadi dalam kemenangan Trump pada 2016, misalnya, menyebabkan koreksi IHSG sebesar 7,3 persen dalam waktu sepekan, serta aliran keluar modal asing terus berlanjut selama 28 hari perdagangan dengan total aksi jual bersih Rp17 triliun.

|Baca juga: Ternyata Ini Alasan Utama Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Mampu Tembus 8%

|Baca juga: Bos AXA Sebut Industri Asuransi RI Wajib Investasi Besar-besaran di Teknologi, Apa Manfaatnya?

“Kebijakan Trump di masa kepresidenannya, termasuk tarif yang lebih tinggi dan rencana deportasi besar-besaran, juga diprediksi dapat meningkatkan tekanan inflasi. Hal ini kemungkinan akan menghambat ruang bagi Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan moneternya di 2025, sehingga menjaga suku bunga tetap ketat,” ujar Darma.

Dia menekankan pentingnya perhatian investor terhadap perubahan ini dalam merencanakan strategi investasi menghadapi ketidakpastian global. Kendati demikian, lanjutnya, daya beli masyarakat Indonesia yang masih tahan banting menjadi salah satu kekuatan ekonomi Indonesia.

|Baca juga: Canara HSBC Life Luncurkan Dana Manufaktur India, Ini Tujuannya!

|Baca juga: Laba Astra Life Melonjak 1.549,39% per September 2024

“Sehingga, jika arus keluar dana asing mereda maka pasar Indonesia akan diuntungkan. Dari sisi komoditas, pasar komoditas di Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang bervariasi pada kuartal IV/2024,” uacpnya.

Ia memprediksi ke depannya harga komoditas akan lebih berfluktuasi dibandingkan dengan sebelumnya karena lebih tergantung dari sentimen global. Tingginya fluktuasi tersebut dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk bertransaksi jangka pendek pada harga komoditas dan saham perusahaan yang bisnisnya terkait komoditas.

Dirinya menilai penurunan harga komoditas global juga telah memberikan dampak langsung pada sektor energi dan logam dasar, terutama pada harga minyak mentah dan beberapa bahan kimia.

|Baca juga: BCA Bagikan Dividen Interim Tunai Rp50 per Saham

|Baca juga: Berkunjung ke AS, Prabowo Ajak Freeport hingga Chevron Ikut Bangun RI

“Sektor logam tertentu, seperti logam dasar yang digunakan dalam industri elektronik dan otomotif, tetap mengalami pertumbuhan yang stabil seiring dengan permintaan industri yang kuat,” pungkas Darma.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi Parametrik Dinilai Buat Gen Z Melirik untuk Berasuransi, Kok Bisa?
Next Post Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Komitmen Dorong Ekonomi Berkelanjutan di COP 29

Member Login

or