1
1

2 Tantangan Ini Jadi Penghambat Tujuan ESG di Sektor Keuangan, Apa Saja?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Pada Asian Banking and Finance serta Insurance Asia summit yang diadakan pada 3 September lalu di Andaz, Singapura, para ahli industri mengidentifikasi dua tantangan utama yang menghambat pencapaian tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di sektor keuangan yakni greenwashing dan dampak perubahan iklim.

Moderator acara, Sebastian L Sohn dari Aurexia, menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh terhadap ESG. Dengan dihadiri 242 peserta dari berbagai pasar, acara ini menjadi platform penting untuk mendiskusikan isu keberlanjutan dalam keuangan.

|Baca juga: CIMB Niaga Syariah Gelar Haya Festival 2024, Dukung Ekosistem Syariah untuk Semua

|Baca juga: Reconnecting Dinner Awali Acara 28th Indonesia Rendezvous 2024

Managing Director dan Global Head of Sustainable Finance Standard Chartered Bank Singapura Eugenia Koh menjelaskan pihaknya memastikan keberadaan varian produk berkelanjutan seperti hipotek hijau dan deposito tanpa bunga.

Dilansir dari laman Insurance Asia, Jumat, 11 Oktober 2024, dia menekankan pentingnya memberikan pilihan kepada konsumen yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan tanpa mengorbankan hasil finansial.

Sementara itu, Janet Shum dari Citi Wealth menegaskan keberlanjutan harus menjadi inti dari berbagai fungsi di perusahaan. Dia mengungkapkan Citi Wealth telah menerapkan ‘standar investasi berkelanjutan’ untuk memastikan semua produk berlabel berkelanjutan memenuhi kriteria ketat.

|Baca juga: Curi Perhatian Dunia, AAUI Harap Indonesia Rendezvous 2024 Dorong Industri Asuransi Tumbuh Berkelanjutan

|Baca juga: Pendapatan Perusahaan Asuransi Jiwa Berpotensi Tergerus Akibat Ketidakpastian di Pasar Keuangan

Kedua pembicara juga menyoroti perlunya industri keuangan untuk menangani klaim menyesatkan tentang keberlanjutan dan meningkatkan transparansi. Koh menambahkan kompleksitas keuangan berkelanjutan, dengan regulasi dan pelabelan baru, membuat investor semakin selektif.

Di sisi lain, Vy Pham dari Zurich Insurance membahas dampak perubahan iklim, terutama di Australia, di mana beberapa pelanggan tidak mampu lagi mengasuransikan rumah mereka akibat biaya yang meningkat. Zurich bekerja sama dengan klien dan pemerintah untuk membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap iklim ekstrem.

Para panelis sepakat untuk mencapai tujuan keberlanjutan yang lebih luas, lembaga keuangan harus menyelaraskan tujuan keberlanjutan dengan hasil bisnis. Mereka berharap inisiatif tersebut akan membuka peluang baru dalam investasi dan pembangunan berkelanjutan.

|Baca juga: Anggaran Siber Melonjak tapi Resiliensi Masih Terpuruk, Ternyata Ini Penyebabnya!

|Baca juga: Allianz Indonesia Berikan 3 Tips Jaga Kesehatan Mental Menuju Masa Pensiun

Acara ini menunjukkan komitmen sektor keuangan untuk mengatasi tantangan ESG dan beradaptasi dengan kebutuhan keberlanjutan di masa depan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Survei: 25% Warga Australia Belum Siap Hadapi Risiko Badai Meski Pertanggungan Asuransi Naik
Next Post Ketua Umum AAUI Prediksi Kinerja Industri Asuransi Bakal Cerah di 2025

Member Login

or