CEO BMS Ungkap Rahasia Sukses yang Jarang Diketahui Pemimpin Lain!

Media Asuransi, GLOBAL – CEO BMS Asia Sandra Lee menegaskan komunikasi efektif menjadi faktor utama dalam kepemimpinannya. Ia menekankan meminta bantuan bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kesadaran diri dan komitmen untuk terus berkembang.

“Komunikasi yang baik bukan hanya tentang menyampaikan keberhasilan dan tantangan, tetapi juga bersikap transparan ketika kita membutuhkan bantuan,” ujar Lee, dikutip dari Insurance Asia, Senin, 17 Maret 2025.

Lee yang menjabat sebagai CEO sejak Januari 2021 telah membangun kapabilitas BMS dalam asuransi perantara untuk merger dan akuisisi (M&A) di kawasan Asia. Sebelumnya, ia menghabiskan hampir sembilan tahun sebagai kepala asuransi transaksi di Aon Plc.

Menurutnya, hanya sepertiga posisi manajemen senior di perusahaan menengah di Asia-Pasifik yang ditempati oleh perempuan, lebih rendah 1,1 persen dibandingkan dengan rata-rata global. Selain tantangan gender, Lee menyoroti ketidakpastian ekonomi global yang bakal menjadi rintangan utama industri asuransi dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

|Baca juga: Pelni Berikan 9.250 Tiket Gratis untuk Mudik Lebaran 2025, Berikut Syarat dan Informasinya!

|Baca juga: Update Terbaru: Kejagung Periksa 1 Saksi Baru terkait Perkara Asuransi Jiwasraya

“Industri ini juga tengah mengalami transformasi digital dan masih dalam tahap awal adopsi insurtech,” tukasnya.

Lee juga menyoroti ancaman perubahan iklim yang semakin nyata. Menurut laporan Aon, sepanjang 2024, total kerugian ekonomi akibat bencana alam di Asia mencapai US$74 miliar, namun hanya 5,4 persen atau US$4 miliar yang diasuransikan.

Untuk menghadapi risiko ini, Lee menerapkan strategi sentralisasi sumber daya di dua kantor pusat BMS, yakni Hong Kong dan Singapura. Meski banyak tantangan, namun Lee optimistis terhadap prospek asuransi di Asia.

Menurutnya, kelas menengah yang terus tumbuh serta populasi muda yang semakin makmur akan mendorong pasar asuransi jiwa dan kesehatan di kawasan ini. “Seiring dengan berkembangnya ekonomi, peran strategis asuransi sebagai alat mitigasi risiko akan semakin meningkat,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma