Media Asuransi, GLOBAL – Laporan dari S&P Global Ratings memproyeksikan outlook stabil untuk Asia Insurance, meski tantangan risiko bencana alam dan perubahan model modal baru tetap membayangi. Kemampuan perusahaan dalam menjaga profil modal dan pendapatan yang kuat jadi faktor utama di balik optimisme ini.
|Baca juga: Survei: Generasi Z dan Milenial Bidik Pensiun di Usia 60 Tahun
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?
Asia Insurance berhasil memperkuat cadangan modalnya, terutama berkat manfaat diversifikasi dan peningkatan aset bersih yang didorong oleh penerapan standar pelaporan keuangan baru, IFRS 17. Namun, peningkatan kebutuhan modal untuk risiko bencana alam menjadi penghambat utama perkembangan positif tersebut.
Dilansir dari Insurance Asia, Selasa, 1 Oktober 2024, S&P menyebutkan, outlook stabil ini didukung oleh kekuatan modal yang terus bertahan dan posisi kompetitif yang kokoh, serta kinerja underwriting yang menguntungkan. Meski demikian, sensitivitas terhadap risiko pasar dan kredit akan terus dipantau selama 12 hingga 24 bulan mendatang.
Baca juga: 70% Warga Singapura Kesulitan Capai Kesejahteraan Keuangan, Ternyata Ini Biang Keroknya!
|Baca juga: AI Jadi ‘Musuh dalam Selimut’ bagi Perusahaan Kesehatan Digital! Kok Bisa?
Sebagai pemain menengah di pasar asuransi properti dan kecelakaan yang terfragmentasi, Asia Insurance mengandalkan keahlian pasar lokalnya untuk mengelola seleksi risiko dengan baik. Namun, laba underwriting diprediksi menyempit dalam dua tahun ke depan karena eksposur risiko global dari portofolio reasuransi yang terus berkembang.
Portofolio bisnis reasuransi yang kini mencakup lebih dari setengah portofolio underwriting Asia Insurance telah mencatat pertumbuhan premi yang kuat sepanjang 2023 hingga pertengahan 2024. Meskipun portofolio ini terlindungi oleh reasuransi, namun peningkatan eksposur berpotensi menambah volatilitas pendapatan.
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kembalikan Izin Usaha, Begini Respons AAUI!
|Baca juga: Perubahan Iklim Bikin ‘Kantong Jebol’, Perusahaan Reasuransi Makin Hati-hati!
Dengan modal sekitar $560 juta dan pertumbuhan premi yang diproyeksikan, Asia Insurance tetap kuat. Namun, risiko investasi dari aset berisiko tinggi seperti saham dapat menjadi tantangan, terutama dengan ekspansi bisnis di luar negeri yang terus berjalan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News