Media Asuransi, JAKARTA – Sadar atau tidak, segala aktivitas yang Anda lakukan pastinya memiliki risiko, mulai dari bangun tidur, mandi, berangkat kerja atau sekolah. Bahkan aktivitas rencana yang tidak pernah terpikirkan seperti nonton bioskop pun memiliki risiko, entah itu tertunda atau gagal karena terhalang sesuatu hal.
Sehingga Anda bisa saja terkena risiko kerugian akibat pembatalan tiket bioskop yang sudah dibeli. Namun, sekarang Anda tidak perlu khawatir lagi, karena saat ini Dana Indonesia melalui produk Asuransi Siaga menyediakan layanan perlindungan untuk tiket nonton film Anda dan orang tersayang Anda.
“Proteksi batal nonton. Terbaru dari kita (Dana Indonesia). Kerja sama dengan TIX. Kalau temen-temen suka nonton bioskop, belinya lewat TIX, nanti pengguna diberikan tawaran ‘apakah akan menambahkan Rp2.000 untuk perlindungan batal nonton,” ujar Head of Investment and Insurance DANA Indonesia Ivan Kusuma, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa 30 Januari 2024.
|Baca:Â Kelompok Asuransi Eropa Desak Presiden Komisi UE Implementasikan Akses Data Kendaraan
Jadi, lanjutnya, nanti pemilik polis batal nonton dapat mengklaim dan mendapatkan kompensasi pembayaran sebesar Rp50 ribu per orang.
Kemudian, selain menyediakan proteksi batal nonton, Dana Siaga juga memberikan layanan proteksi kuliner, di mana para pengguna aplikasi yang membeli makanan atau minuman melalui metode QRIS Dana akan diberikan opsi untuk menggunakan asuransi kuliner dengan harga premi Rp300.
Benefit yang dapat dirasakan oleh pemilik polis asuransi kuliner adalah ketika pembeli makanan dan minuman merasakan gangguan setelah memakan jenis makanan dan minuman yang dia beli maka pemilik polis tersebut dapat mengklaim asuransinya. Hanya cukup dengan memberikan bukti layanan kesehatan seperti struk pembelian obat atau check up dokter.
Kemudian ketika datanya valid maka pemilik polis akan mendapatkan sejumlah bantuan sebesar Rp500 ribu. “Dana Indonesia menoba untuk menyediakan solusi perlindungan asuransi untuk berbagi pengalaman Dana, dan kita sekarang mulai dari yang mudah dan juga relate dengan kebutuhan nasabah kita,” jelas Ivan.
Sehingga, lanjut Ivan, dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat ikut serta mengkontribusikan pertumbuhan penetrasi asuransi di Indonesia yang masih relatif rendah, yakni di angka 2,7 persen.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News