Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa waktu lalu mengalami penurunan cukup tajam dan memicu kegelisahan bagi para investor. Kondisi itu juga memberikan pengaruh tersendiri terhadap industri keuangan, termasuk industri asuransi jiwa di Tanah Air.
Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI) Wahyudin Rahman berpendapat penurunan IHSG juga berpotensi menekan imbal hasil investasi asuransi jiwa. Apalagi bagi perusahaan asuransi yang memiliki portofolio besar di saham atau reksa dana berbasis saham.
|Baca juga: Indika Energy Dirikan Anak Usaha di Bidang Angkutan Laut
|Baca juga: IHSG Diramal Terkoreksi: AKRA, BBRI, BRPT, dan GOTO Jadi Saham Pilihan Hari Ini
“Ini bisa berdampak pada penurunan nilai aset yang dikelola dan menekan laba investasi,” ujar Wahyudin, kepada Media Asuransi, dikutip Jumat, 21 Maret 2025.
Ia menyebutkan penurunan IHSG menjadi perhatian besar karena mencerminkan pasar yang kurang kondusif. Beberapa faktor penyebabnya yakni kehadiran Daya Anagata Nusantara (Danantara), Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga isu pengunduran diri Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
Namun, dirinya menegaskan, fluktuasi seperti ini adalah bagian alami dari siklus pasar. Wahyudin menambahkan diversifikasi portofolio ke instrumen lain seperti obligasi dan pasar uang bisa membantu meredam dampak dari penurunan IHSG.
|Baca juga: OCBC (NISP) Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris, Berikut Lengkapnya!
|Baca juga: Bos OCBC (NISP) Pede Penyaluran Kredit Tetap Cerah di 2025
Sebelumnya, IHSG sempat mengalami tekanan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Per 18 Maret 2025, indeks acuan saham Indonesia anjlok 1.682 poin atau turun 21,28 persen dari level tertingginya sepanjang tahun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sering Merasa Kurang Pede? Yuk, Bangun Kepercayaan Dirimu Melalui Tips Ini!
Minggu, 20 April 2025
