1
1

Kinerja Asuransi Properti di Asia Pasifik Diramal Meroket di 2028, Apa Mesin Pendorongnya?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan GlobalData memperkirakan industri asuransi properti di kawasan Asia Pasifik (APAC) tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 10,8 persen dari sekitar US$93,1 miliar pada 2023 menjadi US$152,2 miliar pada 2028.

Pasar asuransi properti di APAC akan didominasi oleh China, Jepang, dan Australia yang diprediksi menyumbang 75,2 persen dari total premi tertulis di kawasan ini pada 2024. China diproyeksikan memimpin dengan kontribusi sebesar 36 persen, disusul Jepang dengan 23,5 persen, dan Australia 15,7 persen.

|Baca juga: 6 Cara Efektif Menemukan Produk Asuransi yang Tepat untuk Anda

|Baca juga: Menyalakan Asa Keberlanjutan di Target NZE

Analis Asuransi GlobalData Aarti Sharma menyatakan praktik underwriting yang disiplin dan meningkatnya premi untuk asuransi kebakaran serta properti multi-risiko rumah tangga akan mendorong pertumbuhan sebesar 8,3 persen di pasar asuransi properti APAC pada 2024.

“Perubahan regulasi yang mendukung serta adopsi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) dalam penilaian risiko dan proses klaim akan semakin mendorong pertumbuhan industri ini,” ujarnya, dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 29 Oktober 2024.

Di Australia, bencana alam terus memengaruhi pasar asuransi properti. Badai yang terjadi di New South Wales dan Queensland pada April 2024 menghasilkan 19.938 klaim dengan kerugian ekonomi sebesar US$182,4 juta, sementara badai di Victoria pada Februari 2024 mengakibatkan lebih dari 27 ribu klaim dengan total kerugian mencapai US$139,8 juta.

|Baca juga: Transaksi Digital Banking BNI Mencapai Rp1.104 Triliun

|Baca juga: Kredit Permata Bank Naik 8,6% per Kuartal III/2024

Jepang juga mengalami peningkatan kerugian akibat bencana alam, yang mendorong Organisasi Peringkat Asuransi Umum untuk menaikkan tarif asuransi kebakaran dari 5,5 persen pada 2018 menjadi 13 persen pada 2023.

Peningkatan permintaan untuk polis asuransi kebakaran dan multi-risiko rumah tangga ini didorong oleh kesadaran masyarakat terhadap risiko keuangan akibat bencana alam. Namun, perusahaan asuransi diperkirakan membatasi cakupan untuk area berisiko tinggi karena meningkatnya biaya reasuransi dan rasio kerugian yang buruk.

“Peningkatan harga premi untuk kebakaran dan multi-risiko rumah akibat biaya reasuransi yang tinggi serta eksposur terhadap peristiwa bencana alam akan mendukung pertumbuhan asuransi properti di APAC selama lima tahun ke depan,” tambahnya.

|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Polis Asuransi dan Jenisnya

|Baca juga: Aku Merajut Masa Depan Lewat Pasar Saham

Dalam meningkatkan efisiensi, perusahaan asuransi juga memanfaatkan AI dalam penilaian risiko berbasis data dan interaksi dengan pelanggan. Teknologi ini membantu proses penjualan polis dan penanganan klaim yang lebih cepat dan akurat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Chubb Life Indonesia Edukasi Pelaku UMKM Padang, Pahami Pentingnya Memiliki Asuransi
Next Post Asuransi Astra Hadirkan Program Cegah Stunting di Sumba Barat Daya

Member Login

or